kievskiy.org

Setelah Insiden George Floyd, Minneapolis Berencana 'Tutup' Kepolisian

ILUSTRASI polisi: beredar sebuah di media sosial video hoaks yang menampilkan polisi Prancis membuka hijab seorang wanita muslim dengan cara kasar.
ILUSTRASI polisi: beredar sebuah di media sosial video hoaks yang menampilkan polisi Prancis membuka hijab seorang wanita muslim dengan cara kasar. /pixabay pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Insiden kematian George Floyd telah menimbulkan gelombang protes di berbagai belahan dunia dan tak hanya di Amerika Serikat saja.

Geirge Floyd pria kulit hitam Afrika-Amerika meninggal usai lehernya ditindih oleh oknum polisi AS selama kurang lebih 9 menit.

Sontak saja, insiden yang menimpa George Floyd tersebut dianggap sebagai tindakan rasisme yang masih mengkhawatirkan di AS.

Baca Juga: Kabupaten Garut Mulai Buka Objek Wisata, Pihak Pengelola Diminta Terapkan Protokol Kesehatan

Gelombang protes yang terjadi hampir di seluruh AS membuat sebagian besar anggota Dewan Kota Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, mendukung rencana menutup departemen kepolisian di kota tersebut.

Jika benar-benar departemen kepolisian ditutup, beberapa pejabat terkait mengatakan akan menciptakan cara baru untuk dapat memastikan keamanan masyarakat.

"Kami berencana membongkar tatanan di Departemen Kepolisian Kota Minneapolis. Saat kami selesai melakukannya, kami tidak akan membangunnya lagi. Kami akan secara drastis berpikir ulang bagaimana kita membangun sistem keamanan masyarakat dan penanggulangan situasi darurat," kata seorang anggota dewan kota, Jeremiah Ellis, lewat unggahannya di Twitter yang dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters via Antara.

Baca Juga: India Dahulukan Buka Kuil dan Masjid, Hotel-hotel Masih Ditutup

Gerakan defund the police atau ‘kurangi anggaran kepolisian’ memang telah lama digaungkan sebelum aksi massa berlangsung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat