kievskiy.org

Dituduh Ingin Ambil Alih Wilayah Timur Rusia, China Beberkan Perjanjian Beijing-Moskow

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian /Reuters/ Carlos Garcia Rawlins

PIKIRAN RAKYAT - China kembali mendapat tuduhan dalam media Barat, menyebut hubungan baik yang terjaga antara Beijing-Moskow hanya untuk mengambil alih wilayah timur Rusia.

Tuduhan tersebut tertera dalam publikasi media Barat, The Hill yang menyebut spekulasi bernada tuduhan bahwa China menjaga hubungan baik Beijing-Moskow hanya untuk bisa mengklaim wilayah timur Rusia.

Atas sebab tuduhan media Barat itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian segera membuat pernyataan klarifikasi bahwa publikasi itu serupa perkembangan dari 'teori ancaman China'.

Lebih lanjut, China mendesak individu-individu tertentu untuk tidak berulangkali membesarkan masalah yang pasti akan gagal mendapat audiensi.

Baca Juga: Bermodalkan Tangkapan Layar WhatsApp, Grace Natalie Seret Relawan Anies Baswedan di Kasus Ade Armando

"Laporan itu adalah replika dari 'teori ancaman China', yang pada intinya bertujuan untuk mendorong irisan antara China dan Rusia," kata Zhao.

Padahal selama ini, China dan Rusia telah memperjelas hubungan baik itu tidak akan menyinggung klaim teritorial, yang mana ini tertera dalam perjanjian Treaty of Good-Neighborliness and Friendly Cooperation.

Dalam detail perjanjian, China dan Rusia telah komitmen membangun perbatasan menjadi ikatan perdamaian jangka panjang dari generasi ke generasi.

Bahkan, selama 20 tahun terakhir, kedua negara ini telah mencocokkan kata-kata dalam perjanjian dengan perbuatan mereka.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat