kievskiy.org

Malaysia Bakal Untung Setelah Indonesia Larang Ekspor CPO, Permintaan Global Beralih

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit.
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. /Antara


PIKIRAN RAKYAT - Kebijakan Presiden Jokowi memberlakukan larangan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak goreng justru membuat Malaysia untung.

Asosiasi Minyak Sawit Malaysia (MPOA) menyatakan larangan ekspor CPO Indonesia kemungkinan akan menjadi keuntungan bagi industri kelapa sawit di Malaysia.

CEO MPOA, Nageeb Wahab mengatakan industri minyak sawit Malaysia akan meraup pendapatan ekspor yang lebih tinggi tahun ini, terutama dalam dua hingga tiga bulan ke depan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin, 25 April 2022.

Sementara itu, Direktur Jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), Ahmad Parveez Ghulam Kadir mengatakan setiap perubahan kebijakan Indonesia pasti akan mempengaruhi Malaysia.

Baca Juga: Kecurangan Seleksi CASN 2021 Terbongkar, Oknum Kemenpan RB dan BKN Diduga Terlibat Skema Lebih Dalam

Ahmad Parveez menyebut Malaysia adalah produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar kedua setelah Indonesia.

"Larangan itu pasti akan membuat sebagian besar permintaan minyak sawit global beralih ke Malaysia," kata dia.

Namun, dia juga mencatat bahwa Malaysia menghadapi masalah dengan pasokan minyak sawit karena kekurangan tenaga kerja yang parah sehingga kemungkinan tidak dapat menyerap banyak dari kelebihan permintaan global.

Secara terpisah, Wakil Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Wee Jeck Seng mengatakan minyak sawit Indonesia masing-masing menyumbang 56-59 persen dari produksi dan ekspor minyak sawit dunia.

Baca Juga: Moskow Kirim Surat Resmi, Rusia Tuntut AS Segera Setop Kirim Senjata ke Ukraina

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat