kievskiy.org

Kekurangan Dana, Rekonstruksi Palestina Pascaserangan Israel di Jalur Gaza Berjalan Lambat

Ilustrasi. Rumah warga Palestina dihancurkan di Sheikh Jarrah, Yerussalem Timur, Rabu, 19 Januari 2022
Ilustrasi. Rumah warga Palestina dihancurkan di Sheikh Jarrah, Yerussalem Timur, Rabu, 19 Januari 2022 /Reuters/Mohamad Torokman

PIKIRAN RAKYAT - Setahun berlalu, dampak serangan Israel dalam operasi Penjaga Tembok di Jalur Gaza dengan rentetan roket yang diluncurkan oleh militan Hamas dan Jihad Islam Palestina masih dirasakan rakyat.

Selama pertempuran 12 hari tersebut, Israel menyerang lebih dari 1.500 sasaran militer milik Hamas termasuk terowongan, pusat komando, dan depot senjata.

Tak hanya itu, infrastruktur seperti jalan raya, masjid, sekolah, kantor polisi, rumah sakit, dan bangunan tempat tinggal ikut hancur akibat insiden tersebut.

Penyerangan yang terjadi pada Mei 2021 lalu diperkirakan menyebabkan kerusakan senilai lebih dari Rp5 triliun.

Baca Juga: Jokowi Santai Berfoto Ria dengan Kerumunan, Tim Pengawal AS Dibuat Terkejut

Hamas telah berusaha untuk memperbaiki apa yang rusak dengan menerima sekitar Rp7,2 triliun dari Qatar, serta bantuan berjumlah sama dari Mesir.

Kendati demikian anggota Biro Politik Hamas dan mantan menteri luar negeri pemerintah Hamas, Dr Ghazi Hamad mengatakan rekonstruksi telah berjalan baik, tetapi lambat.

Hamad mengatakan ada beberapa alasan mengapa rekonstruksi tersebut berlangsung dalam waktu yang lama.

Pertama adalah larangan Israel terhadap bahan bangunan untuk memasuki Jalur Gaza. Pejabat di Yerusalem tetap berpegang pada kebijakan ini karena takut peralatan digunakan untuk tujuan militer.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat