PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya sebagai ketua Partai Konservatif Inggris pada Kamis 7 Juli 2022 waktu setempat.
Ia pun juga akan menanggalkan posisinya sebagai PM Inggris yang ia telah jabat sejak 24 Juli 2019.
Boris Johnson terpilih menjabat PM Inggris karena Johnson merupakan pemimpin partai pemenang kursi terbanyak dalam pemilu. Ratu Inggris pun melantik Johnson sebagai PM.
Posisi Boris Johnson di pemerintahan mulai goyah akibat skandal partygate. Ia menghadapi mosi tidak percaya di parlemen terkait skandal tersebut namun Boris berhasil lolos dari mosi tidak percaya.
Baca Juga: 320 Orang Diduga Ikut Sembunyikan Anak Kiai Jombang, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan
Partygate merupakan skandal di pemerintahan Boris Johnson yang merujuk pada gelaran pesta-pesta yang berlangsung saat pemerintah memberlakukan aturan lockdown di awal-awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020.
Pemerintahan Johnson kembali mendapat ketidakpercayaan di parlemen setelah adanya skandal pelecehan seksual di tubuh pemerintah.
Skandal terbaru pemerintahan Johnson melibatkan sekutu PM di partai Konservatif, yang juga menjabat sebagai Deputy Chief Whip, Chris Pincher.
Chris Pincher diselidiki oleh badan pengawas parlemen terkait tuduhan pelecehan seksual setelah meraba-raba dua pria pada 29 Juni di sebuah acara The Conservative Friends of Cyprus atau organisasi relawan partai Konservatif Britania Raya.