PIKIRAN RAKYAT - Seorang pria yang dikenal dengan julukan 'manusia lubang' dan menjadi populasi terakhir dari sukunya dilaporkan meninggal dunia di pedalaman hutan hujan Amazon.
Jasadnya ditemukan oleh sekelompok aktivis pejuang masyarakat adat, Funai, yang memang mengawasi kehidupannya. Pria itu diperkirakan tewas di usia 60 tahun.
Saat ditemukan, jasadnya dalam kondisi dekomposisi. Kelompok Funai menduga, manusia lubang itu sudah menyiapkan kematiannya sendiri.
Sebab tubuhnya di kelilingi bulu-bulu burung berwarna-warni.
Julukan 'manusia lubang' disematkan padanya karena dia kerap bersembunyi dilubang yang dia gali.
Bahkan dia selalu mengusir siapapun yang mencoba mendekatinya.
Hal ini dikarenakan ia pernah mengalami pengalaman traumatis, dimana tempat tinggalnya diserang. Bahkan teman dan keluarganya dibunuh.