PIKIRAN RAKYAT- Kerusuhan atau unjuk rasa besar-besaran sempat pecah di Iran, menyebabkan ratusan nyawa melayang.
Awal mula sebab musabab diawali penangkapan dan kematian Mahsa Amini, dan berimbas ricuh protes anti-hijab di Iran
Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Rabu mengutuk "kekacauan" yang dipicu oleh gelombang protes yang dipimpin perempuan atas kematian Mahsa Amini saat berada dalam tahanan polisi moral republik Islam itu.
"Mereka yang terlibat kerusuhan harus ditindak tegas, ini tuntutan rakyat," kata Raisi dalam wawancara yang disiarkan televisi.
"Keselamatan rakyat adalah garis merah republik Islam Iran dan tidak ada yang diizinkan melanggar hukum dan menyebabkan kekacauan," katanya.
"Musuh telah menargetkan persatuan nasional dan ingin mengadu domba orang satu sama lain," tambah presiden ultrakonservatif itu.
Presiden Iran juga menuduh musuh bebuyutan Iran, yakni Amerika Serikat memicu kerusuhan.
Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun, meninggal pada 16 September, tiga hari setelah dia ditangkap karena diduga melanggar aturan ketat Iran untuk wanita mengenakan jilbab dan pakaian sederhana.