kievskiy.org

Kisah Dua Mahasiswa Indonesia yang Kembali Kuliah di China

Foto berikut menunjukkan suasana di kampus Universitas Sun Yat-sen di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China selatan.
Foto berikut menunjukkan suasana di kampus Universitas Sun Yat-sen di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China selatan. / (Sumber: Joshua Timothy Solomon)

PIKIRAN RAKYAT Joshua Timothy Solomon, seorang mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di jurusan kedokteran klinik, Universitas Sun Yat-sen di Kota Guangzhou, China selatan, merasa sangat gembira karena dapat kembali ke kampusnya setelah berpisah selama hampir tiga tahun gara-gara pandemi COVID-19.

Solomon, yang memiliki nama dalam bahasa Mandarin Su Zhenhan, termasuk dalam gelombang pertama mahasiswa Indonesia yang kembali ke kampusnya di China pada awal September lalu. Sejauh ini, total 250 orang pelajar Indonesia yang mengambil berbagai jurusan di China sudah mulai kembali melanjutkan kuliah secara langsung atau luring (offline) di Negeri Panda.

“Saya sudah dua tahun dan delapan bulan tidak hadir di kampus, kini yang paling penting adalah memanfaatkan penuh peluang untuk belajar luring di sini dan menghargai masa kuliah di China,” kata Solomon, yang tiba di Bandar Udara Internasional Baiyun di Guangzhou menggunakan maskapai Citilink pada 7 September lalu.

Mengikuti protokol pengendalian pandemi di China, Solomon menjalani karantina di sebuah hotel di Guangzhou selama 10 hari sebelum kembali ke Universitas Sun Yat-sen dan melakukan persiapan untuk mulai magang di sebuah rumah sakit yang berafiliasi dengan kampusnya selama setahun.

Baca Juga: Investigasi Obat Sirup, Pemerintah Ungkap Bahan Baku dari Luar Negeri

Foto berikut menunjukkan Joshua Timothy Solomon, mahasiswa asal Indonesia, sedang magang di sebuah rumah sakit yang berafiliasi dengan Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou. (Sumber: Joshua Timothy Solomon)
Foto berikut menunjukkan Joshua Timothy Solomon, mahasiswa asal Indonesia, sedang magang di sebuah rumah sakit yang berafiliasi dengan Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou. (Sumber: Joshua Timothy Solomon)

“Saya kembali ke tanah air pada awal 2020, dua pekan sebelum semester baru dimulai. Rencana saya adalah kembali ke kampus tepat waktu, tetapi terkendala oleh wabah yang merebak di seluruh dunia, keberangkatan saya ke kampus ditunda dari satu bulan, kemudian menjadi satu tahun, hingga akhirnya sampai dua tahun delapan bulan,” ungkap Solomon.

Masa studi di jurusan yang diambil Solomon adalah enam tahun. Saat Solomon meninggalkan China, dia masih mahasiswa junior (tahun ketiga di kampus) namun kini tak lama lagi dia akan menyelesaikan kuliahnya.

Solomon menuturkan dirinya belajar secara daring selama dia berpisah dengan kampus. Menurut jadwal kuliah dari kampusnya, dia mengikuti kuliah setiap Senin hingga Jumat dengan 4 hingga 6 sesi kuliah diberikan. Berkat Wechat dan surel, dia selalu dapat mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dengan dosennya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat