PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Iran baru-baru ini telah mengeluarkan surat perintah penangkapan dan meminta Organisasi Polisi Kriminalitas Internasional (Interpol) untuk menahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Pasalnya, Trump diyakini mengirimkan drone yang menewaskan Jenderal Besar Iran, Qasem Soleimani beberapa waktu lalu.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Aljazeera, jaksa tertinggi Teheran, Ali Alqasimehr mengatakan bahwa Trump bersama 30 orang lainnya terlibat dalam serangan pada 3 Januari 2020 lalu itu.
Baca Juga: Sahabat Dekat Sejak Lama, Salmafina Sunan Beri Komentar Soal Kabar Pernikahan Atta Halilintar
Alqasimehr menekankan, Iran akan terus mengejar tuntutannya terhadap Trump, bahkan setelah masa kepresidenannya berakhir.
Menanggapi hal tersebut, Interpol yang berbasis di Lyon, Prancis, menjelaskan bahwa konstitusinya tidak memberikan izin untuk melakukan perintah tersebut.
"Intervensi atau kegiatan apa pun yang bersifat politik, militer, agama atau ras tidak akan diberi izin. Interpol tidak akan mempertimbangkan permintaan seperti ini," ujarnya.
Baca Juga: Warga Burangkeng Tagih 'Uang Bau', Kepala Desa: Pusing Juga Ditanya Terus, Jangan Didik Mereka Demo
Utusan AS untuk Iran, Brian Hook mempercayai bahwa perintah tersebut merupakan aksi propaganda yang dibuat oleh Iran.