kievskiy.org

Hubungan China dan Arab Semakin Dekat, Raja Saudi Undang Xi Jinping ke Negaranya

Raja Saudi Salman bin Abdulaziz berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping di Riyadh, Arab Saudi 8 Desember 2022.
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping di Riyadh, Arab Saudi 8 Desember 2022. /SAUDI PRESS AGENCY VIA REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Kekuatan ekonomi China telah membuat negara ini menjadi magnet bagi seisi dunia. Tak bisa disangkal, dominasi AS dan Rusia sebagaimana terjadi saat Perang Dingin, telah lama berlalu.

Lompatan China yang luar biasa dalam dua dekade terakhir, membuat negara ini memiliki pengaruh besar, khususnya dari segi ekonomi.

Hal ini pula yang membuat kekuatan ekonomi China dilirik oleh mayoritas negara di dunia, termasuk negara-negara Arab. Saking besarnya kekuatan ekonomi China di level global, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud bahkan melakukan kunjungan khusus ke Negeri Tirai Bambu, pada tahun 2017 lalu.

Saat itu, kunjungan dilakukan setelah Raja Salman menuntaskan liburan di Bali, selama hampir dua minggu.

Baca Juga: Korea Utara Uji Coba Rudal, AS Tunjukkan Sikap Tak Biasa ke China

Saat itu, selama 13 hari di Indonesia, Raja Salman mendatangkan investasi yang tak sebanding dengan investasi konglomerat tersebut ke China selama dua hari. Investasi Raja Salman di Indonesia hanya 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp89 triliun (kurs saat itu Rp13.300 per 1 dolar AS).

Sementara, investasinya ke China mencapai 65 miliar dolar AS atau sRp 870 triliun. Hubungan dekat China dan Saudi pun terus berlanjut hingga kini. Bahkan, secara khusus, Raja Saudi mengundang Presiden China Xi Jinping ke negaranya. Kunjungan resmi Xi ke Arab Saudi telah dimulai sejak 7-9 Desember 2022, yaitu saat KTT China-Saudi yang dipimpin oleh Raja Saudi Salman dan Xi, akan digelar.

Begitu dekatnya hubungan Arab Saudi dan China, sejumlah kalangan pun menilai bahwa negara Arab tersebut sedang membelot ke Beijing. Akan tetapi, Saudi tidak sedang membelot ke China. Seperti diketahui, selama ini Saudi dikenal sebagai sekutu Amerika Serikat.

Sementara China dianggap sebagai seteru AS dalam 10 tahun terakhir ini. Menurut laporan, jauh sebelum dimulainya KTT Arab-China di Riyadh akhir pekan ini, pemerintah di Beijing giat menekankan peran yang mereka mainkan di Timur Tengah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat