PIKIRAN RAKYAT - Perusahaan pembuat bir di Kanada dan toko kulit di Selandia Baru berada dalam situasi yang sulit setelah menggunakan te reo Māori (bahasa Māori), dan secara tidak sengaja menamai produk mereka dengan kata yang berarti rambut kemaluan. Perusahaan Hell’s Basement dari Kanada dan sebuah toko kulit di Wellington mengira kata ‘huruhuru’ berarti ‘bulu’.
Dalam hal ini Hell’s Basement memberi nama produk bir putih mereka Huruhuru, sementara sebuah toko kulit di ibu kota Selandia Baru, Wellington, turut memberikan nama tersebut pada seluruh tokonya.
“Beberapa orang menganggap ini sebagai apresiasi budaya, tapi menurut saya ini perampasan budaya” ujar tokoh Maori, Te Hamua Nikora via Facebook, seperti dilansir The Guardian, Jumat 7 Agustus.
Baca Juga: Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Sungai Ciwulan, Temuan Luka di Tubuh Diduga Digigit Binatang Air
Dia juga menjelaskan bahwa kebanyakan orang Maori menggunakan kata “huruhuru” untuk menyebut rambut kemaluan.
Nikora mengungkapan, dirinya telah mengontak toko kulit dan perusahaan pembuat bir tersebut, memberi tahu kesalahan pemilihan nama produk dan toko mereka.
“Jika Anda menjual kulit, namai toko Anda dengan kata yang berarti kulit, jangan beri nama rambut kemaluan kecuali Anda memang menjual rambut kemaluan. Jangan juga namai produk Anda bir rambut kemaluan kecuali Anda membuatnya dengan rambut kemaluan,” katanya.
Baca Juga: Kasus Positif di Filipina Menyusul Indonesia, Berikut Update Corona Dunia per 8 Agustus 2020
Ia meminta pengusaha asing untuk menggunakan bahasa mereka sendiri dalam mempromosikan produk mereka supaya tidak keliru.