kievskiy.org

China Kritik Cara Media Barat Soroti Isu Penurunan Populasi di Negara Itu: Tak Punya Pemahaman Dasar

Bendera China. Media nasional CCTV kritik cara Barat soroti isu penurunan populasi yang melanda Negeri Tirai Bambu.
Bendera China. Media nasional CCTV kritik cara Barat soroti isu penurunan populasi yang melanda Negeri Tirai Bambu. /Reuters/David Gray

PIKIRAN RAKYAT – China Central Television (CCTV) baru-baru ini melontarkan kritik terhadap cara media Barat menyoroti isu penurunan populasi yang terjadi di negara tersebut. Menurutnya, media internasional cenderung menampilkan sisi buruk pada pemberitaan mereka setelah data terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dirilis. Pada laporan tersebut, PBB menilai India akan mengambil alih posisi China sebagai negara terpadat di dunia.

Menurut Laporan Populasi Dunia PBB (UNFPA), populasi India diprediksi akan menjadi 3 juta lebih banyak daripada China pada pertengahan 2023. Pemodelan menunjukkan populasi India akan menjadi 1,428 miliar jiwa, sedangkan China hanya 1,425 miliar jiwa pada pertengahan tahun.

Saluran CCTV yang dikelola oleh pemerintah mengeluarkan komentar tajam terkait cara Barat memberitakan laporan ini. Mereka mengeklaim bahwa subteks media Barat pada beberapa tahun terakhir menyatakan bahwa seolah pembangunan China dalam masalah besar. Media Barat menilai bahwa hilangnya kekuatan demografis China akan memengaruhi ekonomi global.

“Mereka melontarkan kebohongan terus-menerus padahal China telah sepenuhnya berkembang. Dengan populasi yang sangat besar, kita telah menciptakan keajaiban pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil,” ucap pihak CCTV dalam siarannya.

Baca Juga: Pasangan asal China Balas Dendam ke Pemilik Vila dengan Gunakan 120 Ton Air

CCTV mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang berusaha menjegal pembangunan China dengan membesar-besarkan laporan PBB tersebut. Media Barat dinilai menyamakan ukuran populasi dengan pencapaian pembangunan. Selain itu, mereka juga disebut tidak memiliki pemahaman dasar tentang hukum perkembangan populasi.

“Kehebohan yang ditampilkan media Barat menunjukkan mereka tidak memiliki pemahaman dasar tentang hukum perkembangan populasi. Dengan perkembangan masyarakat seperti saat ini, penurunan angka kelahiran dan keinginan untuk memiliki anak adalah masalah umum yang dihadapi seluruh dunia,” kata CCTV dalam argumennya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin pada Rabu pekan ini mengatakan bahwa dividen populasi tidak sekedar bergantung pada kuantitas, tetapi juga kualitas.

Dalam konteks demografis, dividen merujuk pada efek positif yang muncul dari pertumbuhan populasi terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat