kievskiy.org

Kisah Wakil China, Zhou En Lai yang Hampir Dibunuh Saat Hadiri Konferensi Asia-Afrika di Bandung

Potret wakil China di Konferensi Asia-Afrika, Zhou En Lai bersama Presiden Soekarno.
Potret wakil China di Konferensi Asia-Afrika, Zhou En Lai bersama Presiden Soekarno. /kebudayaan.kemdikbud.go.id

PIKIRAN RAKYAT – Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung pada 18 hingga 24 April 1955 memiliki kesan khusus bagi perwakilan China. Pasalnya, kala itu dicurigai adanya usaha pembunuhan terhadap delegasi negeri Tiongkok yang diwakili oleh Perdana Menteri Zhou En Lai.

Dilansir Pikiran-rakyat.com dari situs Kementerian Luar Negeri China, saat konferensi berlangsung negara adidaya Amerika Serikat dilaporkan mengirimkan kontingen besar yang disamarkan sebagai delegasi wartawan dan jurnalis untuk meliput konferensi tersebut.

Akan tetapi, delegasi wartawan dan jurnalis tersebut memiliki agenda tersendiri untuk menghasut sejumlah perwakilan negara Asia-Afrika sehingga konferensi berjalan tidak kondusif.

Baca Juga: Mengenal Dasasila Bandung, Hasil Konferensi Asia-Afrika 1955

Kehadiran delegasi wartawan dan jurnalis Amerika Serikat tersebut dimanfaatkan oleh rival Zhou En Lai yakni faksi politik Chiang Kai Shek untuk melancarkan usaha sabotase terhadap jalannya konferensi sekaligus melancarkan usaha pembunuhan terhadap perdana Menteri Zhou En Lai.

Pada tanggal 11 April 1955, pesawat yang disewa oleh India bernama Kashmir Princess jatuh di Laut Natuna setelah meledak di udara. Pesawat ini membawa delegasi China dan beberapa wartawan.

Tragisnya, 16 orang penumpang termasuk 7 kader Partai Komunis Tiongkok (PKC) meninggal dunia dalam kecelakaan ini. Namun, ada tiga orang yang berhasil selamat, yaitu Anant Shridhar Karnik (teknisi), Dixit (kapten), dan J.C. Pathak (navigator).

Baca Juga: Sejarah Jalan Asia-Afrika Bandung Sebelum Diselenggarakannya Konferensi Internasional Tahun 1955

Dugaan mengenai sabotase pun muncul dan disinyalir bahwa Zhou En Lai sudah mengetahui rencana tersebut dan berhasil selamat dari tragedi ini. Pihak China menuding India memiliki kepentingan tersendiri mengingat hubungannya dengan Amerika Serikat kala itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat