kievskiy.org

Sejarah Jalan Asia-Afrika Bandung Sebelum Diselenggarakannya Konferensi Internasional Tahun 1955

Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung.
Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung. /Pikiran Rakyat/Asahat Edi Rediko

PIKIRAN RAKYAT – Jalan Asia-Afrika menjadi salah satu spot wisata yang terkenal di Kota Bandung. Jalan tersebut menjadi saksi sejarah Konferensi Internasional Asia-Afrika yang menjadi cikal bakal Gerakan Non Blok usai Perang Dunia II.

Jalan Asia-Afrika adalah jalan bersejarah yang menjadi daya tarik wisatawan ketika berkunjung ke Kota Bandung. Jalan ini menampilkan nuansa tempo dulu dengan bangunan klasik bergaya art deco yang kental.

Jalan ini adalah salah satu ruas protokol tertua di Kota Kembang, dibangun pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels sebagai bagian dari pembangunan jalan yang memiliki panjang 1.000 kilometer dari Anyer hingga Panarukan.

Sebelumnya jalan ini dikenal sebagai Groote Postweg atau Jalan Raya Pos, dinamakan sesuai dengan fungsi Gedung Raya Pos atau Kantor Pos Besar zaman kolonial. Kantor Pos Besar Bandung tetap berfungsi hingga sekarang, menjadi salah satu peninggalan zaman kolonial.

Baca Juga: Mengenal 5 Tokoh Penggagas Konferensi Asia-Afrika di Bandung

Pada tahun 1955, jalan ini berganti nama menjadi Asia-Afrika setelah diselenggarakannya Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 18-24 April 1955. Sebelumnya bernama Jalan Raja Timur, Jalan Asia-Afrika dianggap sebagai titik 0 (nol) kilometer dan menjadi awal dari pusat perkembangan kota berjuluk Paris van Java ini. Pada tahun 1810, pemerintahan Bandung dipindahkan dari wilayah Krapyak atau Dayeuh Kolot ke wilayah ini, menjadikan Jalan Asia-Afrika sebagai salah satu kawasan bersejarah dan pusat Kota Tua di Bandung.

Pemerintah Kota Bandung juga menempatkan ungkapan “Bumi Pasundan Lahir Ketika Tuhan Sedang Tersenyum” karya M.A.W. Brouwer di dinding tiang beton Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), menjadi spot foto favorit para wisatawan.

Berubah Nama Menjadi Jalan Asia-Afrika

Konferensi Asia-Afrika menjadi nama yang melekat pada jalan yang menjadi salah satu ciri khas Kota Bandung tersebut. Setelah Perang Dunia II berakhir, dunia mengalami ketegangan emosional dan psikologis. Meskipun perang telah usai, masalah-masalah belum terselesaikan. Dunia dibagi menjadi dua blok, yaitu Blok Barat yang terdiri dari negara-negara liberal, dan Blok Timur yang terdiri dari negara-negara komunis. Kedua blok bersaing untuk mempengaruhi bangsa-bangsa lain.

Di samping pembagian dunia menjadi dua paham, kolonialisme dan imperialisme masih menjadi masalah bagi banyak bangsa di dunia. Banyak bangsa dan negara yang masih terjajah dan merindukan kemerdekaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat