kievskiy.org

Kupas Sejarah Museum Konferensi Asia Afrika Bandung, Saksi Bisu Salah Satu Peristiwa Bersejarah Indonesia

Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung.
Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung. /Kemlu.go.id

PIKIRAN RAKYAT – Bandung merupakan kota yang menjadi lokasi Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955. Di mana peristiwa tersebut merupakan salah satu peristiwa yang sangat bersejarah dalam politik luar negeri Indonesia.

Dalam konferensi ini melahirkan Dasa Sila Bandung yang kemudian menjadi pedoman bang-bangsa yang pernah terjajah di dunia dalam memperoleh kemerdekaannya. Dan juga menjadi prinsi-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia.

Kesuksesan konferensi tersebut merupakan suatu prestasi besar yang berhasil dicapai oleh bangsa-bangsa Asia Afrika. Semangat dan tekad dalam konferensi tersebut juga berhasil memperbesar jangkauan kerja sama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika. 

Sehingga peranan dan pengaruh negara satu dengan lainnya dalam percaturan Internasional meningkat dan semakin disegani. Kesuksesan konferensi tersebut tak hanya terlihat pada saat masa-masa itu saja, namun juga terlihat pada masa sesudahnya.

Baca Juga: Piala Dunia Qatar 2022: Profil Timnas Amerika Serikat, Target Lama yang Belum Terwujud

Dalam rangka mengabadikan suatu peristiwa penting dan bersejarah, lokasi yang menjadi titik kumpul Konferensi Asia Afrika tersebut kemudian dijadikan suatu museum bersejarah di kota Bandung. Yaitu di Gedung Merdeka yang berlokasi di tengah pusat kota Bandung.

Menurut penuturan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M., selaku Menteri Luar Negeri Republik Indonesia mengaku sering kali pada saat bertatap muka dan berdialog dengan para pemimpin negara dan bangsa Asia Afrika, beliau para pemimpin negara Asia Afrika tersebut ingin sekali sekali mengunjungi Kota Bandung dan Gedung Merdeka.

Maka disitulah lahirlah suatu gagasan untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa Konferensi Asia Afrika dengan mendirikan suatu museum yang bernama Museum Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka.

Gagasan tersebut pertama kali beliau sampaikan pada saat forum rapat Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika. Yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca Juga: Bye-bye Bau Apek, Musim Hujan Bukan Masalah dengan Zeromatic Laguna

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat