kievskiy.org

Kesepian Berujung Tragis, Wanita Jepang Ini Ditangkap karena Telepon Pemadam Kebakaran 2.700 Kali

Ilustrasi kesepian.
Ilustrasi kesepian. /Pexels/Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Polisi Jepang menangkap Niroko Hatagami (51) warga dari Matsudo, Prefektur Chiba, sebelah timur Tokyo, pada Kamis, 13 Juli 2023, karena dugaan menghalangi operasi pemadam kebakaran setempat.

Para penyelidik menduga bahwa Hatagami telah melakukan 2.700 panggilan darurat palsu dari ponselnya dan melalui cara lain selama setidaknya dua tahun sembilan bulan, dari Agustus 2020 hingga Mei 2023.

Alasan di balik perilaku Hatagami tersebut, seperti yang dilaporkan oleh media setempat, adalah karena dia merasa kesepian dan ingin ada orang yang mendengarkan ceritanya serta memberikan perhatian padanya.

Selama periode tersebut, dia dilaporkan telah mengeluh kepada pihak berwenang tentang berbagai kondisi palsu, termasuk sakit perut, overdosis obat, sakit kaki, dan gejala lainnya. Namun, ketika layanan lokal tiba, Hatagami tampaknya berulang kali menolak bantuan medis dan membantah telah melakukan panggilan palsu.

Baca Juga: Mengeluhkan Sulit Menelan, Pria Ini Bikin Dokter Kaget Saat Temukan Gurita di Kerongkongannya

Penangkapan ini berawal dari keluhan yang diajukan oleh Pemadam Kebakaran Matsudo kepada polisi pada 20 Juni 2023.

Fenomena kesepian seperti yang dialami Hatagami bukanlah kasus tunggal di Jepang. Studi menunjukkan bahwa hampir 1,5 juta orang di negara tersebut mungkin menderita kesepian akut, terutama dengan diperburuknya keadaan akibat pandemi Covid-19.

Kasus Niroko Hatagami mengingatkan pada kasus Charlotte Walkinshaw dari Ramsgate, yang pada Agustus 2022 dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun karena melakukan lebih dari 30 panggilan palsu ke layanan darurat. Walkinshaw, yang memiliki 76 catatan hukuman sebelumnya, sering kali memalsukan menjadi korban kejahatan atau membutuhkan perhatian medis mendesak.

Meskipun ada pembelaan atas tindakan Walkinshaw berdasarkan trauma masa lalunya, hakim memberikan vonis berat, menyatakan bahwa panggilan palsu seperti itu menyebabkan pemborosan waktu dan sumber daya layanan darurat yang seharusnya digunakan untuk kasus-kasus yang sebenarnya darurat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat