PIKIRAN RAKYAT - Tumpahan minyak di pesisir Pointe d'Esny, Mauritius memakan semakin banyak korban.
Minyak mentah berwarna hitam pekat yang meluber ke Samudra Hindia menewaskan sejumlah biota laut.
Lusinan lumba-lumba mati gara-gara tumpahan minyak dari kapal Jepang yang karam itu.
Baca Juga: Grand Prix Belgia 2020, Statistik Lewis Hamilton Masih Mendominasi dan Favorit Juara
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Greenpeace mendesak pemerintah setempat untuk segera bergerak.
Pernyataan tegas tersebut dilontarkan setelah ditemukan setidaknya 14 ekor mayat lumba-lumba yang terdampar di pantai Mauritius.
"Ini benar-benar kesedihan yang mendalam dan menjadi hari peringatan bagi rakyat Mauritius," ujar Happy Khambule, aktivis senior Greenpeace Afrika pada Rabu 26 Agustus 2020.
Baca Juga: 5 Gaya Joe Taslim saat Main Film Korea 'The Swordsman', Tampil Beda dengan Rambut Gondrong
"Greenpeace menuntut pemerintah untuk menggelar autopsi publik yang terbuka, dan cepat terhadap mayat-mayat yang ditemukan," lanjut manajer kampanye energi dan iklim itu.