PIKIRAN RAKYAT - Satu keluarga Arab yang terdiri dari lima anggota dilaporkan tewas ditembak di rumah mereka di Israel. Insiden ini merupakan bagian dari gelombang terbaru pembunuhan terkait kejahatan di komunitas Arab Israel yang mencapai puncak tertinggi sepanjang 2023.
Pembunuhan yang menargetkan satu keluarga, termasuk seorang wanita dan dua remaja tersebut, terjadi di kota Utara Basmat Tab’un pada Kamis 28 September 2023. Penembakan ini terjadi usai insiden terpisah pada pagi harinya, di mana seorang pria berusia 50 tahun tewas.
Sejak Januari, lebih dari 180 warga keturunan Arab di Israel telah tewas dalam gelombang kekerasan terkait kejahatan, angka ini merupakan yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
PM Israel Benyamin Netanyahu Jadi Sorotan
Deretan pembunuhan yang terus berlanjut tanpa kendali ini telah memicu tuduhan bahwa pemerintahan nasionalis religius di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengabaikan pertumpahan darah tersebut.
Baca Juga: KPK Temukan 12 Senjata Api saat Geledah Rumah Mentan Syahrul Yasin Limpo
“Israel memiliki kemampuan, pemerintah Israel memahami apa yang perlu dilakukan, semua orang memahami apa yang perlu dilakukan, tapi tidak ada kemauan dan kepemimpinan untuk mengatasi pertumpahan darah ini,” kata Mansour Abbas, selaku pemimpin salah satu partai yang mewakili minoritas Arab di Israel.
Selain itu, para wali kota di wilayah mayoritas Arab menuduh pemerintah dan polisi dengan sengaja mengabaikan komunitas mereka, membiarkan penjahat bertindak tanpa mendapat hukuman.
Oleh karena itu, mereka menolak untuk bekerja sama dengan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, yang sebelumnya mendukung terorisme dan melakukan hasutan anti-Arab. Para wali kota tersebut juga menuntut agar Netanyahu melakukan intervensi ulang.
Baca Juga: Bertemu dengan Rizieq Shihab, Isu Politik Identitas Anies Baswedan Kembali Mencuat