kievskiy.org

Bertemu Rizieq Shihab, Isu Politik Identitas Anies Baswedan Kembali Mencuat

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga bacawapres Muhaimin Iskandar (kiri) bersama bakal calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan (kanan).
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga bacawapres Muhaimin Iskandar (kiri) bersama bakal calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan (kanan). /ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

PIKIRAN RAKYAT – Kehadiran pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada acara pernikahan putri Rizieq Shihab dikhawatirkan memicu gesekan internal dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Sebab, kubu Islam tradisional pendukung Cak Imin memiliki ideologi berbeda dengan kelompok pendukung Rizieq.

Terlebih, keduanya hadir bukan sekadar menjadi tamu, melainkan saksi pernikahan. Kehadiran ini mulai dikaitkan dengan isu politik identitas yang ditujukan kepada Anies oleh sejumlah pihak.

Namun peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai, keputusan Anies menghadiri pernikahan putri Rizieq menjadi upaya menjaga hubungan baik dengan kelompok pendukung utamanya, yakni kubu Islam konservatif.

“Salah satu basis kelompok pendukung utama Anies Baswedan adalah mereka. Misalnya juga dari sisi partai politik adalah PKS, yang secara ideologi tidak terlalu berjauhan dengan kelompok 212,” ujar Bawono dilansir dari BBC.

Baca Juga: Terbukti Minta Duit ke Korban Begal, Anggota Polsekta Sukasari Mendekam di Rutan Polrestabes Bandung

Isu politik identitas pertama kali muncul dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta pada 2017. Saat itu, Anies bersaing dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Pendukung Anies, diwakili FPI dituding menggunakan isu agama untuk bersaing dengan Ahok. Salah satu kasus yang mengindikasikan penggunaan politik identitas adalah saat Ahok dilaporkan atas tuduhan penistaan agama yang membuatnya berakhir di penjara. Setelah itu, Anies menjadi gubernur.

Lawan politiknya menganggap Anies menang lantaran menggunakan politik identitas. Namun, tudingan tersebut dibantah olehnya dan FPI.

Akibat kasus tersebut, citra politik identitas terkait kemenagan pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 masih melekat padanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat