PIKIRAN RAKYAT - Pertemuan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Habib Rizieq Shihab dinilai akan menimbulkan perpecahan dalam Koalisi Perubahan. Hal itu berhubungan dengan keberadaan dua partai dengan ideologi Islam yang berbeda, yakni PKS dan PKB.
”Jangan sampai kedua kelompok Islam berbeda spektrum tadi tidak bisa saling bersinergi atau saling kontraproduktif terhadap langkah politik Anies Baswedan menuju Pemilu 2024,” tutur Pengamat politik Bawono Kumoro, Kamis 28 September 2023.
Dia menuturkan bahwa secara politik, PKB sering dipertentangkan dengan PKS, partai utama pendukung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Secara umum, PKB dianggap identik dengan kelompok Islam tradisional, sementara PKS disejajarkan dengan kelompok Islam modernis.
Baca Juga: Kelanjutan Kasus Dugaan Pecelehan Miss Universe: Para Saksi Diperiksa Polisi
Dengan Anies Baswedan menggandeng Cak Imin dalam Pilpres 2024, dia juga berupaya menarik suara Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan basis pendukung PKB, partai yang dipimpin Cak Imin.
“Jadi itu semacam pertaruhan. Ia ingin merangkul market baru dan ingin mengambil ceruk pemilih Islam baru yang beda spektrum, tapi risikonya kehilangan basis utama selama ini yang mendukung dia secara politik di Pilkada dan selama memimpin Jakarta,” kata Bawono Kumoro.
Pertemuan dengan HRS Rugikan Anies, Suara NU Berpotensi Hilang
Oleh karena itu, Bawono Kumoro menilai pertemuan dengan Habib Rizieq Shihab merugikan bagi Anies Baswedan. Pasalnya, dia berpotensi kehilangan suara NU yang kurang sepaham dengan Habib Rizieq Shihab.
Sementara itu, jika dia memprioritaskan suara NU, Anies Baswedan bisa saja kehilangan suara Islam konservatif yang mendukung Habib Rizieq Shihab.
Di sisi lain, peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai kehadiran Anies Baswedan dan Cak Imin dalam acara pernikahan putri Habib Rizieq Shihab sebagai hal yang positif. Sebab, ikut sertanya Cak Imin dalam acara tersebut menunjukkan tidak ada konflik antara kedua kelompok tersebut.