kievskiy.org

Israel Ancam Bom Konvoi Bantuan dari Mesir yang Menuju Jalur Gaza

Masjid Al Amin Muhammad, yang berlokasi di Kota Khan Younis, di Jalur Gaza hancur akibat serangan Israel pada Minggu, 8 Oktober 2023.
Masjid Al Amin Muhammad, yang berlokasi di Kota Khan Younis, di Jalur Gaza hancur akibat serangan Israel pada Minggu, 8 Oktober 2023. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Israel telah mengeluarkan ancaman serius terhadap Mesir, mengancam bahwa mereka akan mengebom setiap konvoi pembawa bantuan yang menuju ke Jalur Gaza. Ancaman ini muncul di tengah serangkaian serangan udara yang dilancarkan oleh Israel ke wilayah Palestina.

Ancaman tersebut disampaikan melalui saluran televisi Israel Channel 13, meskipun pihak berwenang Mesir belum memberikan tanggapan resmi terhadap ancaman ini.

Serangan udara terbaru Israel terjadi setelah serangkaian serangan yang dilancarkan oleh Hamas di kota-kota Israel yang berdekatan dengan Jalur Gaza. Israel merespons serangan tersebut dengan serangan udara intensif ke Jalur Gaza selama tiga hari berturut-turut.

Sejak konflik antara kedua belah pihak meletus pada Sabtu lalu, jumlah korban jiwa terus meningkat. Lebih dari 1.800 orang telah tewas, termasuk 1.000 warga Israel dan 800 warga Palestina. Situasi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Baca Juga: TNI Harap Egianus Kogoya Pintar Baca Tanda dari Tuhan yang Tertulis di Kitab Suci: Semua akan Sia-Sia

Richard Hecht, juru bicara militer Israel, bahkan meminta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza untuk meninggalkan wilayah tersebut di tengah gempuran bom yang terus berlanjut. Sementara itu, Israel telah menjatuhkan blokade total terhadap Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan-serangan yang dilancarkan oleh Hamas.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan tegas menyatakan bahwa negaranya berada dalam "perang" dan berkomitmen untuk menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki oleh Israel untuk menghancurkan kemampuan Hamas. Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel akan melakukan pembalasan atas serangkaian peristiwa yang terjadi, menyebutnya sebagai "hari kelabu" bagi negaranya.

Situasi tegang ini menimbulkan keprihatinan internasional yang mendalam, dengan berbagai pihak yang menyerukan agar kedua belah pihak segera mengakhiri konflik dan mencari solusi damai demi keamanan dan kesejahteraan penduduk di wilayah tersebut. Kami akan terus memantau perkembangan situasi ini dan memberikan informasi lebih lanjut seiring berjalannya waktu.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat