kievskiy.org

Soal Konflik Palestina-Israel, Ketum PBNU Minta Masyarakat Tak Gunakan Identitas dan Seruan Agama

Masjid Al Amin Muhammad, yang berlokasi di Kota Khan Younis, di Jalur Gaza hancur akibat serangan Israel pada Minggu, 8 Oktober 2023.
Masjid Al Amin Muhammad, yang berlokasi di Kota Khan Younis, di Jalur Gaza hancur akibat serangan Israel pada Minggu, 8 Oktober 2023. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Palestina dan Israel bergejolak, konflik di antara keduanya kembali memanas. Gejolak bermula seusai kelompok militan Palestina Hamas meluncurkan sedikitnya 5.000 roket ke Israel dalam 20 menit.

Ribuan roket itu menghujani Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023 pagi waktu setempat. Mendapat serangan Hamas, Israel lantas meresponsnya, mendeklarasikan perang terhadap Hamas.

Israel menyerang balik dengan serangan udara ke Jalur Gaza, menargetkan bangunan tempat tinggal hingga rumah sakit. Serangan Israel itu dilaporkan menewaskan ratusan masyarakat sipil.

Konflik Palestina-Israel yang kembali bergejolak itu mendapat perhatian dari Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf. Pria yang biasa disebut Gus Yahya itu menyampaikan seruan agar kekerasan yang berujung perang segera dihentikan, menyusul ratusan korban yang berjatuhan.

Baca Juga: Pendaki Wajib Tahu, Hal-Hal Kecil akan Berakibat Fatal di Alam Bebas

"Hentikan kekerasan di wilayah keduanya," ujar Gus Yahya dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Dalam keterangannya, Gus Yahya juga mengajak seluruh pihak agar bertindak dengan langkah yang tepat. Selain itu, mendorong supaya langkah yang ditempuh dapat mencapai penyelesaian yang adil.

"Masyarakat internasional harus bertindak dengan langkah-langkah yang lebih tegas menuju penyelesaian yang adil atas masalah Israel dan Palestina sesuai dengan hukum dan kesepakatan-kesepakatan internasional yang ada," kata dia menerangkan.

Landasan sikap

Ketum PBNU itu mengungkapkan, keadilan dan kemanusiaan harus dijadikan landasan sikap yang absolut. Dia juga menekankan agar masyarakat luas tidak menggunakan identitas dan seruan agama sebagai bahan memupuk dan mengembangkan permusuhan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat