kievskiy.org

Dukungan untuk Palestina dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955 dan Sebelum Indonesia Merdeka

Tangkapan layar koran  Pemandangan pada Kamis 2 Desember 1937 tentang penggalangan dana untuk Palestina oleh komite penolong yang didirikan di Betawi.
Tangkapan layar koran Pemandangan pada Kamis 2 Desember 1937 tentang penggalangan dana untuk Palestina oleh komite penolong yang didirikan di Betawi.

PIKIRAN RAKYAT - Konflik hingga berujung perang antara Palestina dan Israel tengah berlangsung saat ini. Jika dilacak lebih jauh, dukungan terhadap Palestina sudah ada dari masyarakat Indonesia sejak dulu.

Dukungan nyata terhadap Palestina umpamanya muncul dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955.

"Konferensi A-A menyatakan sokongannya kepada hak-hak asasi bangsa-bangsa Arab atas Palestina dan menyerukan dilaksanakan tercapainya suatu penyelesaian dengan jalan damai dari masalah Palestina itu," tulis Dr.H. Roeslan Abdulgani dalam bukunya, The Bandung Connection: Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Rumusan dukungan itu dibahas oleh Panitia Politik yang dibentuk dalam konferensi.

Baca Juga: Karyawan Pabrik Isotonik Sukabumi Gelapkan 10 Ton Bahan Kimia

Baca Juga: Kebijakan Apartheid Israel

Di Panitia Politik, duduk semua ketua delegasi seperti Nasser, Pangeran Faisal, Mohammad Fadhel Jamali, Moh. Ali, Nehru, U Nu, Sir John Kotelawala, Chou En Lai, Pham Van Dong, Pangeran Sihanouk, Prince Wan, Jenderal Romulo, Takasaki. Sementara rapat-rapatnya dipimpin Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Di sana, Roeslan banyak mendampingi Ali dalam rapat-rapat tersebut. Secara khusus, tutur Roeslan, Panitia Politik mendukung perjuangan rakyat-rakyat Aljazair, Maroko, Palestina, dan Tunisia.

"Yang menarik tentang pembicaraan soal Palestina ialah, bahwa negara-negara Arab, Pakistan, Afganistan, dan Iran sangat tajam sekali dalam kecaman dan kutukan terhadap Zionisme Internasional. Mereka mengeluarkan segala keluhannya terhadap tidak dilaksanakannya resolusi-resolusi PBB oleh Israel," tulis Roeslan. Untuk itu, negara-negara tersebut menghendaki munculnya keputusan yang keras dari KAA.

Di sisi lain, ada sikap berbeda dari India dan Burma yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Pimpinan India, Nehru umpamanya justru meminta perhatian sidang agar tak melupakan penderitaan-penderitaan kaum Yahudi saat menghadapi teror Hitler.

Kaum Yahudi juga disebutkan telah melahirkan orang-orang besar di segala lapangan, seperti Prof. Dr. Einstein yang baru meninggal. Kendati keterangan Perdana Menteri Nehru tersebut tetap disertai sikap yang tegas bersimpati dan berpihak dengan negara-negara Arab, tetap saja muncul reaksi dari delegasi Arab.

Salah satunya muncul dari delegasi Lebanon yang menyatakan angka 5,5 juta kaum Yahudi yang disebut Nehru telah dibantai di Jerman, Austria, dan Polandia sangat dibesar-besarkan dan propaganda Zionisme. Hal tersebut juga dilakukan untuk menarik simpati gagasan mendirikan Negara Israel.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat