kievskiy.org

Bayi Kembar Tewas jadi Korban Pengeboman Israel di Jalur Gaza, Pejabat Palestina: Hari Paling Mematikan

Palestinians, seen through a damaged car window, gather amid Israel-Gaza fighting, in the northern Gaza Strip August 7, 2022. REUTERS/Mohammed Salem
Palestinians, seen through a damaged car window, gather amid Israel-Gaza fighting, in the northern Gaza Strip August 7, 2022. REUTERS/Mohammed Salem /MOHAMMED SALEM REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Jalur Gaza mengalami hari yang paling mematikan dalam 15 tahun terakhir setelah serangan dari kelompok militan Hamas ditanggapi oleh serangan udara intensif dari Israel yang menewaskan sekitar 300 warga Palestina dalam waktu 24 jam, menurut pejabat Palestina.

Korban tewas termasuk bayi kembar berusia tiga bulan, yang tewas bersama ibu mereka dan tiga saudara perempuan dalam serangan udara yang menghantam Khan Younis, di bagian selatan Jalur Gaza, pada hari Sabtu. Sedikitnya 10 orang lainnya tewas dalam serangan yang menghancurkan empat rumah. Tim penyelamat masih berusaha keras menemukan korban selamat di tengah reruntuhan pada hari Minggu.

Juru bicara utama militer Israel menyebut serangan yang dilakukan oleh pejuang Hamas, yang menewaskan setidaknya 700 warga Israel dan menculik puluhan orang, sebagai "pembantaian warga sipil tak bersalah yang terburuk dalam sejarah Israel," sehingga respons yang diberikan juga sangat keras.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas telah melaporkan sekitar 370 warga Palestina tewas sejauh ini, dan 2.200 lainnya terluka, dengan hampir 300 orang tewas hanya dalam satu hari pada Sabtu, jumlah terbesar warga Palestina yang tewas di Gaza akibat serangan Israel dalam satu hari sejak tahun 2008.

Baca Juga: Ratusan Warga Israel Asyik Berjoget saat Pasukan Hamas Mendarat Menggunakan Paralayang, Jadi Festival Berdarah

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berjanji akan melakukan "pembalasan besar atas hari yang tragis ini."

Di Gaza, seorang warga bernama Sabreen Abu Daqqa, yang berhasil dikeluarkan dari puing-puing rumah yang terkena dampak serangan di Khan Younis, terbangun di rumah sakit dan mengetahui tiga anaknya tewas, dua di antaranya terluka, dan nasib anak keenamnya tidak jelas. "Semuanya runtuh menimpa kami. Anak-anak saya ada di sekitar saya," katanya dengan suara lemah.

Serangan udara Israel di Gaza dimulai segera setelah serangan Hamas dan berlanjut sepanjang malam hingga hari Minggu, menghancurkan kantor dan kamp pelatihan kelompok tersebut, serta merusak rumah dan bangunan lainnya.

Abu Daqqa dan warga dari tiga rumah lainnya yang hancur akibat serangan udara tersebut mengatakan bahwa mereka tidak menerima peringatan dini dari Israel, yang berbeda dari serangkaian serangan sebelumnya di mana pasukan keamanan Israel telah memanggil warga untuk meminta mereka mengungsi sebelum serangan terjadi. Militer Israel, yang sering menuduh Hamas sengaja beroperasi di perumahan dan bangunan sipil lainnya, menolak berkomentar.

Serangan Udara Mematikan dari Pasukan Israel

Tentara Israel mengklaim bahwa jet tempur mereka telah menghancurkan 800 sasaran militan sejauh ini di Jalur Gaza. Namun, Salama Marouf, kepala kantor media pemerintah Hamas, menolak pernyataan ini sebagai "kedok untuk membenarkan agresi pendudukan terhadap warga sipil dan properti warga."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat