kievskiy.org

Erdogan Sebut Israel Sebagai Negara Teror, Desak Pembawaan ke Pengadilan Internasional

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Bertekad menyeret Israel ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).*
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Bertekad menyeret Israel ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).* /Reuters/Marco Djurica

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara tegas mengecam kebijakan Israel yang dianggapnya merugikan penduduk Palestina di Jalur Gaza. Erdogan menyampaikan pandangannya dalam Forum Bisnis Aljazair-Turki di Algiers pada Selasa waktu setempat.

"Kami tidak bisa dan tidak akan menoleransi kebijakan Negara Israel, yang terus-menerus menduduki, merampas tanah, dan membantai kaum tertindas, agar Gaza tidak berpenghuni,” tegas Erdogan.

Presiden Erdogan, yang sedang melakukan lawatan satu hari ke ibu kota Aljazair, bertemu dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune. Kedua pemimpin membahas serangan Israel di Gaza, yang menurut Erdogan, telah mengungkapkan tujuan sebenarnya Israel dan para pendukungnya.

"Dalam hal ini, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh para penguasa Israel tidak boleh dibiarkan tanpa hukuman," tambahnya.

Erdogan menyatakan bahwa semua negara, termasuk dunia Islam, memiliki tanggung jawab untuk memastikan agar Israel tidak lagi melakukan kekejaman serupa. "Kita perlu menyadari hal ini untuk selamanya. Israel adalah negara teroris. Tidak perlu ragu untuk mengatakan ini. Ini kebenaran yang kita tahu. Ini lah masalahnya," ungkap Erdogan.

Presiden Turki menegaskan bahwa Israel, terutama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, harus dibawa ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda. "Netanyahu sudah lenyap. Bahkan rakyat Israel tidak lagi mendukung Netanyahu," tegasnya.

Turki juga menyuarakan keprihatinan terkait isu senjata nuklir dan bom atom yang disangkal oleh para menteri Israel. Erdogan meyakini bahwa Israel memiliki bom atom dan menyatakan, "Kami akan mengambil inisiatif baik di dalam Dewan Keamanan PBB maupun Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai masalah ini, yang mengancam keamanan seluruh kawasan, termasuk Turki."

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza setelah serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut telah menyebabkan ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid, dan gereja di Gaza rusak atau hancur. Blokade Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air ke Gaza, serta mengurangi pasokan bantuan ke daerah tersebut.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat