kievskiy.org

Kasus Bunuh Diri di Jepang Melonjak Tajam, Mayoritas Perempuan, Gaya Hidup Jadi Salah Satu Faktornya

Ilustrasi depresi.
Ilustrasi depresi. /Pixabay/Johnhain

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, mengumumkan kasus bunuh diri warganya mengalami lonjakan tajam di bulan Agustus 2020.

Selama bulan Agustus 2020, ada 1.849 orang Jepang bunuh diri. Angka ini 15,3 persen lebih banyak pada waktu yang sama di tahun 2019 lalu.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Japan Today, kasus bunuh diri di Jepang kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor seperti kehilangan pekerjaan, jam kerja yang berkurang, perubahan gaya hidup, tekanan uang, dan menjaga jarak dari orang yang dicintai akan membuat banyak orang mengalami tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi.

Baca Juga: Covid-19 Hancurkan Masa Depan, Banyak Gadis Putus Sekolah Muncul di Negara Miskin di Asia

Diantara penyebab itu kemungkinan berkontribusi pada lonjakan kasus bunuh diri di Jepang bulan Agustus 2020.

Dari semua kasus bunuh diri mayoritas berasal dari gender perempuan. 186 orang perempuan lebih banyak di seluruh Jepang melakukan bunuh diri dibandingkan tahun lalu, bersama dengan 60 lebih pria.

Kota Tokyo mengalami jumlah kasus bunuh diri tertinggi, 119 orang, meningkat 65 orang dibanding tahun lalu.

Baca Juga: Ini Link Live Streaming Chelsea vs Liverpool Nanti Malam, Lampard Bicara Soal Penyerang Anyarnya

Sementara Kanagawa, Chiba, dan Saitama, semua prefektur yang bertetangga dengan Tokyo, juga mencatat angka lebih dari 100. Prefektur Aichi, Nagoya juga mengalami peningkatan yang signifikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat