kievskiy.org

86.000 Orang Palestina Diprediksi Tewas Jika Israel Penjajah Terus Serang Gaza

Anak-anak Palestina mengalami trauma, ketika putaran kekerasan lainnya di wilayah tersebut memperburuk krisis kesehatan mental anak-anak Gaza, pada 7 Agustus 2022.
Anak-anak Palestina mengalami trauma, ketika putaran kekerasan lainnya di wilayah tersebut memperburuk krisis kesehatan mental anak-anak Gaza, pada 7 Agustus 2022. /Foto: REUTERS/Mohammed Salem

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah studi gabungan antara Amerika Serikat dan Inggris mengungkapkan bahwa hampir 86.000 orang bisa kehilangan nyawa jika perang di Jalur Gaza semakin meningkat.

Proyek bernama "Krisis di Gaza: Perkiraan Dampak Kesehatan Berbasis Skenario" dilakukan oleh London School of Hygiene & Tropical Medicine dan Pusat Kesehatan Kemanusiaan Universitas Johns Hopkins.

Studi yang dirilis pada Senin 19 Februari 2024 ini memperhitungkan tiga skenario, termasuk kemungkinan terburuk akibat eskalasi permusuhan di Gaza.

Dalam skenario terburuk tersebut, diperkirakan akan ada kematian sebanyak 85.750 warga Palestina dalam enam bulan ke depan, di luar dari hampir 30.000 kematian yang telah terjadi sejak awal perang pada Oktober tahun lalu.

Analisis berdasarkan kondisi empat bulan terakhir menunjukkan bahwa cedera dan penyakit berpotensi membunuh 66.720 warga Palestina dalam setengah tahun mendatang.

Meskipun skenario terbaik, yaitu penerapan gencatan senjata, masih memperkirakan sekitar 11.580 warga Palestina dapat kehilangan nyawa. Kurang dari 50% dari kematian ini kemungkinan disebabkan oleh epidemi.

Para penulis studi mengungkapkan bahwa bahkan dalam skenario terbaik sekalipun, ribuan kematian masih akan terjadi, terutama karena waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur dasar seperti air, sanitasi, dan kondisi pengungsian. Selain itu, memperbaiki gizi masyarakat dan layanan kesehatan di Gaza juga memerlukan waktu yang cukup.

Proyek studi ini diharapkan dapat memperbarui temuannya secara berkala hingga Mei, seiring dengan perkembangan situasi di lapangan. Studi ini muncul saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan melancarkan perang ke Kota Rafah di Gaza selatan, tempat hampir satu setengah juta orang mengungsi. Mayoritas pengungsi telah menyelamatkan diri ke Kota Rafah setelah mengungsi dari wilayah-wilayah Gaza lainnya.

Netanyahu juga bersumpah akan melancarkan serangan darat pada awal Ramadhan jika lebih dari 130 sandera yang ditahan oleh kelompok perlawanan Hamas tidak dibebaskan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat