PIKIRAN RAKYAT - Israel meluncurkan puluhan rudal drone dan misil ke arah wilayah Israel penjajah pada 14 April 2024. Hal tersebut dikonfirmasi pejabat Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) atau tentara nasional Iran.
Dalam keterangannya, IRGC mengatakan bahwa serangan drone dan misil tersebut sebagai janji yang ditepati untuk membalas kejahatan-kehatan Israel penjajah. Seperti diketahui, serangan tersebut merupakan balasan atas serangan Israel penjajah terhadap konsulat Iran di Suriah yang membunuh 7 anggota IRGC termasuk 2 orang Jenderal.
"Kami menjalankan operasi menggunakan rudal drone dan misil sebagai respon terhadap kejahatan Zionis yang telah menargetkan konsulat Iran di Suriah," kata pernyataan resmi IRGC.
"Serangan dilakukan dengan menggunakan puluhan misil dan rudal drone untuk menyerang area spesifik di wilayah pendudukan Israel," sambung keterangan tersebut.
Daniel Hagari juru bicara militer Israel menanggapi serangan tersebut. Menurutnya, serangan Iran terhadap Israel merupakan esklasi konflik yang akan menimbulkan konsekuensi besar di masa mendatang.
"Iran meluncurkan UAV dari wilayahnya menuju wilayah negara Israel," kata juru bicara militer Daniel Hagari dalam pernyataan yang disiarkan televisi dilansir Aljazeera, Minggu 14 April 2024.
"Kami bekerja sama erat dengan Amerika Serikat dan mitra kami di kawasan untuk bertindak melawan peluncuran tersebut dan mencegatnya," katanya.
Menanggapi ancaman tersebut, Israel penjajah memperingatkan Iran bahwa serangan balasan terhadap wilayah pendudukan akan meningkatkan tensi konflik mengarah pada perang terbuka.
Senada dengan Israel, sekutu penjajah tersebut, Amerika Serikat, juga memperingati Iran bahwa menyerang Israel akan menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Presiden AS, Joe Biden, bahkan telah bersumpah akan terus mendukung Israel penjajah.
Juru bicara National Security Council Amerika Serikat, Andrienne Watson, mengatakan bahwa Presiden Joe Biden terus melakukan komunikasi dengan otoritas Irael penjajah dan terus melakukan pembaruan terhadap pasukan keamanan yang berada di Timur Tengah.