PIKIRAN RAKYAT – Ditengah gempuran drone dan misil Iran, otoritas Israel penjajah mendesak Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk menggelar rapat darurat pada Minggu, 14 April 2024.
Pasalnya, Iran meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah pendudukan Israel penjajah sebagai balasan terhadap serangan sebelumnya yang menargetkan konsulat Iran di Suriah, menewaskan 7 anggota Korps Garda Revolusi Iran termasuk dua orang Jenderal.
Menurut Times of Israel, seorang juru bicara dari Malta, yang saat ini memegang jabatan presiden bergilir Dewan Keamanan, menyatakan bahwa pertemuan tersebut dijadwalkan pada pukul 16.00 waktu setempat.
"Israel meminta dewan mengutuk serangan Iran dan menetapkan Korps Garda Revolusi Islam sebagai organisasi teroris," ujar juru bicara itu.
Serangan Iran, yang merupakan serangan langsung pertama terhadap wilayah Tel Aviv, menimbulkan potensi eskalasi regional yang serius, dengan Amerika Serikat berjanji memberikan dukungan "kuat" kepada Israel.
Baca Juga: Kedubes Iran di Indonesia Soal Serangan ke Israel Penjajah: Kami Membela Diri
Serangan itu merupakan bagian dari serangkaian aksi agresif yang dilakukan oleh proksi Iran di Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman sejak 7 Oktober. Serangan Iran ke wilayah pendudukan Israel penjajah dipicu tudingan Tel Aviv bahwa Iran memberikan dukungan kepada Hamas sehingga memicu sejumlah serangan provokatif ke wilayah Gaza, Palestina.
Utusan Israel untuk PBB menegaskan bahwa serangan udara Iran merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Israel dan merupakan ancaman serius terhadap perdamaian global. Dia menyerukan Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan nyata terhadap Iran.
Misi Iran di PBB menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas serangan drone di konsulat Iran di Damaskus, Suriah, dan menyerukan AS untuk menjauh dari konflik tersebut.
Presiden AS Joe Biden menegaskan komitmen kuat Washington terhadap keamanan Israel dan menyatakan bahwa AS akan mendukung Tel Aviv jika Iran terus menyerang.