kievskiy.org

AS dan Israel Penjajah Mulai Tak Selaras di Tengah Serangan ke Rafah

Orang-orang berjalan melewati bangunan yang hancur, di tengah genosida Israel penjajah di Gaza.
Orang-orang berjalan melewati bangunan yang hancur, di tengah genosida Israel penjajah di Gaza. /Reuters

PIKIRAN RAKYAT – Israel Penjajah melancarkan serangan ke Rafah, Palestina 6 Mei 2024 lalu. Serangan tersebut menewaskan ratusan orang dan melukai lainnya. Genosida yang terang-terangan itu seolah tidak bisa dihentikan.

Bahkan Israel Penjajah justru mendapatkan dukungan dari negara-negara sekutunya. Tapi ada yang berbeda kali ini, Amerika Serikat seperti tak memberi dukungan sepenuhnya ke Israel Penjajah di tengarh serangan Rafah.

Mantan Kepala Associated Press untuk Eropa, Afrika, dan Timur Tengah, Dan Perry menyebut tujuan AS dan Israel Penjajah kini tak lagi selaras. Perry menyebut AS ingin melunak ke Palestina, tapi Israel Penjajah menginginkan hal lain.

“Biden ingin otoritas Palestina, atau versi lain dari Otoritas Palestina, dikembalikan ke Gaza dan Biden ingin Netanyahu bekerja sama dalam rencananya untuk membentuk aliansi Sunni-Israel Barat melawan Iran dan proksi sekutunya,” ujar Dan Perry.

Baca Juga: Jokowi Respons Wacana Kaesang Jadi Calon Wali Kota Bekasi: Tanya PSI

Permintaan AS tersebut tentunya adalah hal yang sangat berat bagi Netanyahu. Ia tak ingin mengambil risiko menghancurkan koalisinya demi melunak pada Israel Penjajah.

“Netanyahu tidak dapat melakukan kedua hal tersebut tanpa mengambil risiko jatuhnya pemerintahannya karena koalisinya bergantung pada kelangsungan hidup kelompok ekstrem kanan di Israel,” kata Perry.

Perry mengibaratkan hubungan AS dan Israel Penjajah kini seperti tarian yang unik dan rumit. Jika salah langkah, Biden bisa sangat dirugikan.

“Ini adalah tarian yang sangat rumit dan Netanyahu berisiko menyebabkan keterasingan nyata di pihak pemerintah Biden,” ucapnya menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat