kievskiy.org

Penerbangan Cukup Lama, Banyak Jemaah Lansia Kelelahan

Petugas Wukala tengah memeriksa paspor jemaah haji Indonesia yang baru tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu, 29 Mei 2024.*
Petugas Wukala tengah memeriksa paspor jemaah haji Indonesia yang baru tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu, 29 Mei 2024.* Eri Mulyani/

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 338 kelompok terbang (kloter) atau 131.000 jemaah haji Indonesia telah tiba di Tanah Suci. Kedatangan jemaah haji ini akan terus berlangsung hingga 10 Juni mendatang. Namun, karena durasi penerbangan cukup lama, tak sedikit jemaah haji yang mengalami kelelahan setibanya di Arab Saudi.

"Kelelahan pada jemaah terjadi hampir pada setiap kloter. Apalagi jemaah haji lansia," ujar Rendi Yoga Saputra, dari Tim Kesehatan Klinik Bandara  saat ditemui di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kamis, 30 Mei 2024.

Dilihat dari data 27 Mei 2024, lanjutnya, 15 orang dari 55 jemaah yang berobat di klinik bandara adalah jemaah haji yang mengalami kelelahan selama penerbangan. Oleh karenan itu, jemaah harus mengenali kondisi diri sendiri hingga mendengar alarm tubuh, seperti kepala berat, kaki terasa panas, lemas, dan pusing.

"Ketika tubuh sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut, jemaah harus mampu mengenali kemampuan diri, maka tidak perlu memaksakan ibadah. Lebih baik fokus dan tabung energi pada inti ibadah haji, yakni saat wukuf di Arafah," ujarnya.

Rendi menyebutkan, kekurangan elektrolit dan cairan dapat memicu kelelahan dan keluhan lemas. Oleh karena itu, penting bagi jemaah haji agar selalu cukup minum air, jangan menunggu haus, dan lebih bagus jika ditambah oralit. "Asupan nutrisi, makanan dan buah juga harus cukup," imbuhnya.

Selain itu, masih kata Rendi, jemaah juga diimbau agar tidur cukup, baik secara kualitas maupun kuantitas. "Durasi minimal tujuh  jam sehari. Namun jika kurang dari tujuh jam maka kualitas tidurnya harus benar-benar bagus," ucapnya.

Bagi jemaah lansia, kata Rendi, perubahan lingkungan yang begitu cepat karena perjalanan dapat memicu kelelahan fisik dan psikis.

"Efeknya lansia  mudah mengalami kesepian dan depresi, sehingga lansia perlu diajak mengenali  perubahan lingkungan yang terjadi, serta menemani lansia pada etape perjalanan haji merupakan hal yang penting," jelasnya.

Terakhir, Rendi mengimbau agar jemaah haji dapat mengonsultasikan kondisi kesehatannya pada Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter, tentang kondisi tubuh dan kebutuhan suplemen, seperti vitamin C, B dan D.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat