kievskiy.org

Gadis Mesir Dihilangkan Paksa Usai Tuntut Keadilan untuk Ayahnya yang Tewas Ditembak Polisi

Ilustrasi perempuan.
Ilustrasi perempuan. /Pixabay/Rizal Deathrasher

PIKIRAN RAKYAT - Polisi Mesir dilaporkan menghabisi nyawa seorang petani dan secara paksa menghilangkan putrinya yang mencari keadilan. Kasus itu diserukan kelompok hak asasi manusia (HAM) pada Senin 3 Juni 2024.

Ali Shaaban Farhan Salem, petani berusia 50 tahun dihabisi nyawanya oleh pasukan polisi siang hari bolong dengan peluru jarak dekat ke kepalanya pada Senin 27 Mei 2024. Kejadian yang menimpanya di ASyut, Mesir Hulu, itu dilaporkan oleh saksi mata sekaligus putrinya.

Setelah insiden itu, putrinya yang berusia 16 tahun, Nadia Salem berbicara dalam sebuah video Facebook yang disebarkan oleh Jaringan Mesir untuk Hak Asasi Manusia (ENHR). Dia mendokumentasikan apa yang terjadi pada ayahnya, dan menuntut pengadilan bagi para pembunuh.

"Akan tetapi, Nadia Salem telah dihilangkan secara paksa sejak 1 Juni 2024, sehari setelah video itu diunggah," kata ENHR.

Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London itu melaporkan bahwa Nadia Salem yang tinggal di desa Arab Al-Matir di Asyut dihilangkan secara paksa tak lama setelah dia dan pamannya dipanggil ke markas polisi untuk diinterogasi.

"Dia (Nadia Salem) terus ditahan tanpa komunikasi dan tanpa dasar hukum, dengan polisi menyangkal bertanggung jawab atas kepergiannya," ujar ENHR.

Kesaksian Putri Korban

Menurut Nadia Salem, ayahnya ditembak mati dari jarak dekat oleh anggota kantor polisi Sahil Salim ketika dia memetik okra bersama putri dan saudara laki-lakinya pada Senin 27 Mei 2024 sekira pukul 12.30 waktu setempat.

Setelah serangan itu, otoritas polisi mengancam para saksi, dan memasukkan mayat korban ke dalam kendaraan polisi. Aparat menuduh Salem memiliki senjata dan obat-obatan terlarang, serta melawan pihak berwenang.

Akan tetapi, ENHR mengungkapkan bahwa beberapa saksi mata membantah tuduhan yang dibuat oleh polisi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat