kievskiy.org

Epidemiolog RI Ikuti Pelatihan Khusus Terkait Fungsi dan Operasi Manajemen Darurat Kesehatan di CDC Amerika

Peserta Program Public Health Emergency Management Fellowship berfoto di Kantor CDC, Atlanta, AS.
Peserta Program Public Health Emergency Management Fellowship berfoto di Kantor CDC, Atlanta, AS.

PIKIRAN RAKYAT - Program pertukaran/fellowship di Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika memberikan kesempatan kepada orang pilihan di Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya di bidang manajemen kedaruratan kesehatan masyarakat. Tahun 2024, salah seorang pesertanya adalah dr. A. Muchtar Nasir dari Direktorat Surveillance dan Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Bersama rekan sejawat dari seluruh dunia, Nasir menerima pelatihan khusus dalam fungsi dan operasi manajemen darurat kesehatan masyarakat. Mereka juga berpartisipasi dalam kunjungan lapangan, mengambil bagian dalam latihan dan respons kesehatan masyarakat, dan menerima bimbingan dari pemerintah federal, dan negara bagian.

Pelatihan ini berdurasi 12 minggu. Nasir menilai sektor kesehatan sangat mungkin diintegrasikan dengan sektor lainnya untuk menunjang ketepatan dan kecepatan penanganan kedaruratan kesehatan masyarakat.


Dia mengatakan, selama ini Indonesia masih memiliki tantangan untuk memberikan layanan yang optimal, terutama pada saat kedaruratan kesehatan, misalnya terjadi bencana, KLB penyakit. Di antaranya  karena persoalan birokrasi yang panjang dan rumit, serta mekanisme penggunaan dana untuk kedaruratan yang blm jelas.

Sebagai epidemiolog, Nasir yang tergabung dalam Tim Kerja Penyakit Infeksi Emerging memberikan sorotan penting selama mengikuti program dari CDC. Bahwa seorang epidemiolog memiliki peran paling penting sehingga harus memahami keilmuan lain seperti manajemen logistik, keuangan, safety, komunikasi risiko, hukum, dan seni bernegosiasi.

"Seorang epidemiolog tidak hanya bicara wabah dan penyakit. Tapi juga membuat pemetaan risiko, pengumpulan data, dan menganalisanya. Setelah itu dibuat perencanaan dan rekomendasi kepada pembuat kebijakan seperti lembaga atau pemerintah," ujar Nasir.

Dari program fellowship tersebut, ia berupaya mengusulkan materi public health emergency management untuk dimasukkan dalam kurikulum pelatihan tim gerak cepat (TGC) di tingkat pusat dan daerah.

Usulan lain, ia mengharapkan program fellowship dari CDC ke depannya bisa lebih komprehensif antarbagian. Karenanya, undangan untuk fellowship diharapkan bisa dilakukan bersama dengan lembaga terkait lainnya.

"Di Indonesia sendiri sedikitnya ada tiga lembaga yang bergerak terkait kedaruratan, yakni PHEOC (public health emergency operation center) di direktorat surveilans dan kekarantinaan kesehatan kemenkes, HEOC (health emergency operation center) di pusat penanggulangan krisis kesehatan kemenkes, dan EOC (emergency operation center) di BNPB," katanya. ***

 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat