kievskiy.org

32.000 Lebih Jemaah Haji Indonesia Sudah Daftar Skema Murur

Jemaah haji lansia asal Indonesia yang baru tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, mendapat layanan golf car untuk menuju bus yang akan membawa mereka ke Kota Mekah, Kamis, 6 Jui 2024.* -
Jemaah haji lansia asal Indonesia yang baru tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, mendapat layanan golf car untuk menuju bus yang akan membawa mereka ke Kota Mekah, Kamis, 6 Jui 2024.* - Eri Mulyani/"PR"

PIKIRAN RAKYAT -  Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan kuota sebanyak 55.000 bagi jemaah Indonesia yang akan melakukan murur (melintas) di Muzdalifah pada pelaksanaan puncak haji tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi. Hingga Minggu, 9 Juni 2024, sudah ada 32.554 jemaah yang mendaftar murur.  

Dengan skema murur, para jemaah tersebut tidak akan bermalam di Muzdalifah. Mereka hanya akan melintas dan akan langsung menuju Mina. "Sudah ada 32.554 yang daftar, 60 persen dari kuota," ujar Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag), Subhan Cholid di Kantor Daerah Kerja (Daker) Mekah, Minggu, 9 Juni 2024.

Dijelaskannya, kuota murur tersebut diutamakan bagi jemaah risiko tinggi (risti) secara medis, jemaah lanjut usia (lansia), jemaah disabilitas, dan para pendamping jemaah risti, lansia, dan disabilitas. Namun jika kuotanya masih ada, jemaah yang tidak termasuk kuota tersebut juga bisa mendaftar. 

"Jamaah biasa juga bisa mendaftar. D aftarnya bisa melalui  ketua kloter. Ketua kloter nantinya akan menyampaikan ke ketua sektor,” kata Subhan. 

Menurut Subhan, kebijakan murur ini diterapkan pertama kalinya atas beberapa pertimbangan. Apalagi, tahun ini dan beberapa tahun mendatang musim haji selalu berlangsung pada musim panas.

"Hari ini saja kita sudah mencapai 44 bahkan 45 derajat celsius," imbuhnya. 

Sementara itu, masih kata Subhan, Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sarana dan prasarana untuk jemaah menetap lebih lama di Muzdalifah. Oleh karena itu, jemaah hanya akan mabit pada tengah malam dan harus sudah berada di Mina pagi harinya. 

Karena animo masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji sangat tinggi, jumlah jemaah haji pun semakin banyak. Sementara space yang tersedia secara syariat di Muzdalifah dan juga di Mina sangat terbatas.

Oleh karena itu, kata dia, untuk menjaga keamanan dan keselamatan jemaah Indonesia, Pemerintah Indonesia berdiskusi panjang dengan Pemerintah Arab Saudi untuk membuat skema murur agar beban kepadatan di Muzdalifah itu bisa diurai. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat