kievskiy.org

Jemaah Haji Diminta untuk Mengutamakan Ziarah ke Raudah

Jemaah haji dari berbagai negara keluar dari Raudah yang ada di  Masjid Nabawi, Madinah, setelah memanjatkan doa dan salam kepada Nabi Muhammad saw, Rabu, 22 Mei 2024.* -
Jemaah haji dari berbagai negara keluar dari Raudah yang ada di Masjid Nabawi, Madinah, setelah memanjatkan doa dan salam kepada Nabi Muhammad saw, Rabu, 22 Mei 2024.* - Eri Mulyani/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - Sejak Rabu, 26 Juni 2024, jemaah haji Indonesia gelombang kedua mulai diberangkatkan dari Kota Mekah ke Kota Madinah. Mereka diingatkan untuk mematuhi jadwal keberangkatan yang telah ditetapkan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Jangan sampai saat akan berangkat, jemaah masih melaksanakan ibadah sunah ataupun ibadah lainnya di Masjidilharam.

"Pada saat keberangkatan yang kedua, perlu diketahui oleh jemaah haji Indonesia bahwa tujuan Bapak Ibu jemaah haji ke Madinah adalah untuk melaksanakan ziarah ke makam Rasulullah saw. Oleh karena itu, ketika nanti ada bertabrakan jadwal antara waktu ziarah ke Raudah dengan ziarah ke tempat-tempat bersejarah, seperti ke Masjid Qibla Tain, kemudian ke Uhud, atau ke Masjid Kuba, dan tempat bersejarah yang lainnya, maka kami mengimbau, utamakan untuk melaksanakan ziarah ke Raudah. Karena kalau ziarah ke Raudah, waktunya sudah ditetapkan dan kalau sudah habis waktunya, jadwal tasrihnya maka tidak bisa diulangi kembali," ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, M Ali Machzumi, Rabu, 26 Juni 2024 Waktu Arab Saudi (WAS). 

Yang berikutnya kata Ali, jemaah Indonesia diminta agar tidak kaget terkait dengan fasilitas akomodasi yang ada di Madinah. Kalau di Mekah, katanya, kapasitas hotelnya besar-besar, bisa menampung sampai puluhan ribu jemaah haji di Indonesia. Namun di Madinah. tidak semua hotel itu bisa menampung puluhan ribu jemaah. Bahkan banyak yang hanya bisa menampung cuma dua ribu atau tiga ribu, sehingga potensi satu kloter berpisah hotel itu menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan.

Selain itu, kata Ali, terkait dengan lobi, tidak semua hotel di Madinah itu besar seperti di Mekah. Kemudian juga terkait dengan sarana fasilitas yang diberikan oleh penyedia hotel di Madinah, tidak seperti Mekah. Misalkan, kalau di Mekah ada mesin cuci, tapi di Madinah tidak ada mesin cuci. Kemudian juga larangan-larangan seperti merokok di Madinah hendaknya dipatuhi oleh jemaah.

Ali juga mengingatkan kepada para jemaah agar tidak menjemur pakaian di jendela ataupun di lorong-lorong, kemudian juga di tempat tangga darurat itu tidak diperkenankan. "Nah ini hal-hal yang perlu diketahui. Kemudian hal yang penting juga yang perlu diketahui sama haji, cuaca di Madinah itu lebih panas daripada Madinah. Kasus-kasus, cuaca di Madinah itu lebih panas daripada di Mekah," imbuhnya.

Jemaah pun diingatkan agar tidak menitipkan sandalnya di loker-loker Masjid Nabawi. Pasalnya, mereka bisa saja keluar dari pintu mana pun di Masjid Nabawi, sehingga saat keluar, mereka tidak menggunakan sandal. Akibatnya, banyak jemaah yang kakinya melepuh saat pulang tidak menggunakan alas kaski.  

Kemudian yang tidak kalah penting adalah agar jemaah tidak membawa perhiasan yang berlebihan ketika salat di Masjid Nabawi ataupun ketika masuk Raudah, karena sering terjadi pencopetan di area Raudah.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat