kievskiy.org

Sepekan Pemulangan Jemaah, Lebih 50% Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) KJT-11 dari Debarkasi Kertajati, Jawa Barat, tengah menunggu jadwal kepulangan ke Tanah Air di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Kamis, 27 Juni 2024 * -
Jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) KJT-11 dari Debarkasi Kertajati, Jawa Barat, tengah menunggu jadwal kepulangan ke Tanah Air di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Kamis, 27 Juni 2024 * - MCH 2024

PIKIRAN RAKYAT - Proses pemulangan jemaah haji Indonesia sudah berlangsung sejak 22 Juni 2024. Tahap ini diawali dengan kepulangan jemaah kelompok terbang (kloter) pertama Embarkasi Surabaya (SUB-01) dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah dan kloter kedua Embarkasi Solo (SOC-02) dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah.

Sepekan fase pemulangan jemaah haji Indonesia, ada 58 kloter yang sudah diberangkatkan menuju Tanah Air oleh maskapai Garuda Indonesia. Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama (Kemenag), Saiful Mujab mencatat tingginya angka keterlambatan penerbangan dari jadwal yang telah direncanakan.

“Dari total 58 kloter, 32 kloter terbang tidak sesuai jadwal karena mengalami keterlambatan. Ini yang saya sebut on time performance (OTP) Garuda pada fase awal kepulangan ini buruk,” ujar Saiful di Madinah, Sabtu, 29 Juni 2024.

Sebanyak 32 kloter yang mengalami keterlambatan penerbangan dari jadwal semula itu terbagi dalam tiga kategori. Pertama, keterlambatan lebih dari dua jam. “Ini ada delapan kelompok terbang. Empat dari Jeddah dan empat dari Madinah,” sebut Saiful, sembari merinci daftar kloternya, yaitu SOC-06, UPG-02, KNO-02, JKG-08, PDG-03, KNO-03, SOC-16, dan JKG-13.

Paling parah adalah yang menimpa jemaah kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO-03) yang delay 12 jam 30 menit. "Delay sampai 12 jam tanpa pemberitahuan yang semestinya. Semua diinfo secara mendadak. Bahkan, jemaah sudah naik bus dari hotel menuju bandara, baru diinfo kalau pesawat terlambat," papar Saiful.

Hal itu katanya, berdampak sistemik, karena terkait dengan hotel transit yang juga sudah ada kloter berikutnya yang akan menempati hotel yang sama. Akibat masalah Garuda ini juga, akhirnya jemaah yang dirugikan.

Kedua, keterlambat 1-2 jam dari jadwal semula. Total ada 15 kloter jemaah haji Indonesia yang pulang terlambat dalam rentang durasi ini. Ketiga, keterlambatan dalam durasi 30-60 menit. Jumlahnya ada sembilan kloter.

“Jadi, ada 32 dari 58 kloter yang sudah terbang ke Tanah Air yang mengalami keterlambatan penerbangan. Persentasenya lebih dari 50%,” ucapnya.

Saiful berharap Garuda Indonesia fokus pada upaya perbaikan kinerja pada sisa penerbangan pemulangan jemaah haji Indonesia. Pastikan pesawat yang akan digunakan siap. Kru pesawat juga siap bertugas, sehingga potensi terjadinya keterlambatan atau delay penerbangan tidak terulang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat