kievskiy.org

Jemaah Haji Perempuan Sedang Haid Tidak Wajib Tawaf Wada

Untuk menghindari sengatan matahari, jemah haji dari berbagai negara menggunakan topi atau pauyung saat melakukan tawaf mengelilingi Kabah, di Masjidilharam, Minggu, 2 Juni 2024. Pasalnya suhu udara di Mekah saat ini bisa mencapai 44 derajat celsius pada siang hari.* -
Untuk menghindari sengatan matahari, jemah haji dari berbagai negara menggunakan topi atau pauyung saat melakukan tawaf mengelilingi Kabah, di Masjidilharam, Minggu, 2 Juni 2024. Pasalnya suhu udara di Mekah saat ini bisa mencapai 44 derajat celsius pada siang hari.* - Eri Mulyani/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - Sebelum meninggalkan Kota Makkah Al-Mukarramah, jemaah haji diwajibkan melaksanakan Tawaf Wada. Merujuk pada Buku Manasik Haji yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag), Tawaf Wada adalah satu wajib haji.

Anggota Media Center Kemenag, Widi Dwinanda menyampaikan, Tawaf Wada merupakan penghormatan akhir kepada Baitullah atau tawaf perpisahan sebelum meninggalkan Kota Mekah.

“Bagi yang meninggalkan dikenakan dam menyembelih kambing (menurut Syafi’iyah, Hanafiyah, dan Hanabilah). Menurut Imam Malik, Dawud, dan Ibnu Munzir, Tawaf Wada hukumnya sunah,” ujar Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Sabtu, 29 Juni 2024.

Menurutnya, kewajiban Tawaf Wada gugur dan tidak dikenakan dam, bagi, pertama, jemaah wanita yang sedang haid/nifas, istihadah, orang yang beser, anak kecil, orang yang fisiknya lemah, orang yang luka darah keluar terus, orang yang tertekan, dan orang yang tertinggal rombongan.

“Kedua, perempuan sedang haid cukup berdoa di depan pintu Masjidil Haram ketika akan meninggalkan Mekah, dan jemaah haji lemah karena usia atau sakit sehingga mengalami kesulitan (masyaqqat) jika melaksanakan Tawaf Wada," imbuhnya.

Selanjutnya, ujar Widi, Tawaf Wada dapat disatukan dengan Tawaf Ifadah bagi, pertama, jemaah dalam kondisi uzur, misalnya sakit yang menjadikannya sangat berat atau tidak memungkinkan melaksanakan keduanya secara terpisah.

“Jemaah yang masa tinggal di Mekah sangat terbatas karena harus segera pulang ke Tanah Air, khususnya jemaah haji gelombang pertama kloter pertama,” ujarnya.

Sebagai komitmen melayani para Tamu Allah sebaik mungkin, ia mengungkapkan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memfasilitasi jemaah haji Indonesia yang belum pernah ke Masjidilharam, untuk melihat dan berdoa di depan Ka'bah.

“Ada sejumlah jemaah yang sejak awal kedatangan di Mekah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mekah yang diantar PPIH ke Masjidilharam. Kita antar dengan ambulans dari KKHI lalu masuk ke Masjidilharam diantar petugas dengan kursi roda hingga naik ke lantai dua. Dari lantai dua, mereka kita beri kesempatan untuk berdoa dengan menghadap Ka'bah,” imbuhnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat