kievskiy.org

Masuk Daerah Risiko Tinggi Covid1-9, Kota Tasikmalaya Kembali Masuk Zona Merah

Kadinkes Kota Tasikmalaya Uus Supangat, sampaikan sekeluarga berwisata ke Sumatra dan Aceh. dua di antaranya meninggal akibat Covid-19.
Kadinkes Kota Tasikmalaya Uus Supangat, sampaikan sekeluarga berwisata ke Sumatra dan Aceh. dua di antaranya meninggal akibat Covid-19. /Pikiran-rakyat.com/Asep MS

PIKIRAN RAKYAT - Angka kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus meningkat, Kota Tasikmalaya masuk daerah risiko tinggi covid -19 atau zona merah. Artinya terjadi peningkatan zona di Kota Tasik dari sebelumnya zona oranye menjadi zona merah.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Senin, 7 Desember 2020, secara total terdapat 1.070 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 denga kasus aktif 592 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, saat ini daerahnya sudah masuk risiko tinggi atau zona merah. Atau terdapat peningkatan dari sebelumnya yang masih zona oranye menjadi zona merah.

 Baca Juga: 3 Makanan dan Minuman yang Cocok Dikonsumsi saat Musim Hujan, Salah Satunya Bisa Redakan Demam

"Ini harus menjadi kewaspadaan. Seluruh stakeholder harus bisa memahami kondisi yang terjadi saat ini. Kita harus sama-sama kembali mengendalikan Covid-19," kata Uus kepada wartawan, Senin.

Uus mengatakan, dalam kondisi resiko covid, ada beberapa langkah yang akan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya. Pertama adalah menambah tempat isolasi terpusat untuk menampung pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Pasalnya, saat ini terdapat 592 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang statusnya masih aktif. Sementara kapasitas tempat isolasi terpusat di Kota Tasikmalaya hanya dapat menampung sekira 200 pasien.

 Baca Juga: BRIN Tunjuk Enam Institusi untuk Kembangkan Vaksin Merah Putih, Baru Tiga yang Ada Progres

Ia menjelaskan, untuk kasus terkonfirmasi dari klaster pesantren menjalani isolasi di lingkungan pesantren sendiri. Sementara kasus tanpa gejala lainnya menjalani isolasi mandiri. Untuk pasien yang menjalani isolasi mandiri, harus ada pengawasan secara ketat. Sebab kata dia, isolasi mendiri berpotensi menyebabkan klaster keluarga, dan berujung menjadi klaster komunal. Dampaknya, akan diberlakukan karantina mikro jika itu terus menyebar.

"Kasus yang ada sudah di atas kemampuan fasilitas kesehatan yang kita miliki sekarang. Karena itu kita perlu mempersiapkan tempat isolasi dalam waktu dekat," kata Uus.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat