kievskiy.org

Fokus Terbelah, DBD Tetap Menjadi Perhatian Pemprov Jawa Barat di Tengah Pandemi Covid-19

Ilustrasi nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD meningkat di Kota Tasikmalaya.
Ilustrasi nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD meningkat di Kota Tasikmalaya. /PIXABAY/272447

PIKIRAN RAKYAT - Kasus demam berdarah dengue (DBD) tetap menjadi perhatian pemerintah Provinsi Jawa Barat yang saat ini tengah berperang menangani Covid-19. 

Sekretaris Dinas Kesehatan Hadri Pramono mengatakan, jumlah kasus DBD selama 2020 tercatat sebanyak 8.457 kasus dengan 61 kasus kematian. Sementara untuk tahun ini, hingga pertengahan Maret tercatat 1.160 kasus dengan enam kasus kematian. 

"Diakui saat ini selain DBD ada Covid-19 yang harus kami tangani. Namun ada cara membagi fokus DBD dan Covid," tutur Hadri, Kamis 18 Maret 2021. 

Untuk DBD, kata Hadri, demam lebih dari 38 yang dicurigai DBD periksa serologis dengan menggunakan RDT IgG IgM untuk demam yang lebih dari 5 hark atau NS1 untuk demam yang kurang dari 5 hari. 

Baca Juga: Menyasar Para Sultan, Mobil Bergaya Klasik Asal Inggris Hadir di Indonesia

Baca Juga: Polisi Myanmar Bunuh 8 Demonstran Saat Indonesia Serukan Akhiri Kekerasan

Jika hasil positif dilanjutkan dengan pemeriksaan Thrombo, Hematokrit dan Lekosit untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran plasma. 

Untuk Covid-19, lanjut dia, demam lebih dari 38 derajat dengan tanda dan gejala klinis untuk Covid-19 positif dilanjutkan dengan pemeriksaan swab antigen. Jika hasil positif dilanjutkan PCR untuk diagnosa. 

Terkait dengan kesiapan fasyankes, upaya yang dilakukan dan antisipasi kasus DBD, pada Januari 2021 telah didistribusikan logistik untuk 27 Kab/kota berupa RDT Combo, Bactivec,APD Penyemprot dan jumantik kit serta alat fogging untuk Kabupaten Tasikmalaya dan Garut. 

"Kami juga melakukan koordinasi dengan Kabupaten/kota untuk antisipasi meningkatnya kasus DBD," kata dia. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat