PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kabupaten Ciamis bakal menerapkan pengawasan skala mikro terhadap pemudik.
Langkah tersebut merupakan upaya untuk menjaring pemudik pulang kampung, yang lolos dari penyekatan yang dilakukan di wilayah perbatasan.
“Pengawasan pemudik, tidak hanya dengan penyekatan di wilayah perbatasan, akan tetapi juga pengawasan secara mikro. Dalam arti aparat desa hingga sturktur RT/RW melakukan penelusuran terhadap pemudik,” kata Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, Rabu 28 April 2021.
Dia menambahkan, sesuai dengan kondisi wilayah, setidaknya ada delapan titik penyekatan di wilayah perbatasan antara Kabupaten Ciamis dengan Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kuningan, Majalengka , pangandaran dan Kota Banjar. Selain itu, juga puluhan 'jalan tikus' yang juga dimungkinkan bakal dilewati oleh warga yang mudik.
“Tidak menutup kemungkinan, pemudik lolos dari penyekatan, karena lewat 'jalan tikus' . Hal itu juga perlu diantisipasi, salah satu caranya dengan pengawasan skala mikro,” tuturnya.
Oleh karenanya, setiap kecamatan maupun desa dan kelurahan diminta mempersiapkan tempat isolasi. Keberadaan fasilitas tersebut, lanjut Herdiat, secepatnya disiapkan.
Dengan alasan, ada kecenderungan pemudik pulang lebih awal. Seiring dengan keputusan pemerintah yang mengeluarkan larangan mudik mulai 6–17 Mei 2021.
“Ada kecenderungan pemudik pulang lebih awal. Oleh karenanya tindakan antisipasi juga harus dilakukan sejak dini. Sedini mungkin persiapkan tempat untuk isolasi,” ujarnya.