kievskiy.org

Wanita Rawan Sosial Ekonomi di Jabar Meningkat, Pemprov Ubah PRSTS Jadi Griya Wanita Mandiri

Ilustrasi wanita rawan sosial ekonomi. Jawa Barat mengalami peningkatan jumlah wanita rawan sosial ekonomi atau WRSE yang segera diantisipasi oleh Dinas Sosial Pemprov Jabar.
Ilustrasi wanita rawan sosial ekonomi. Jawa Barat mengalami peningkatan jumlah wanita rawan sosial ekonomi atau WRSE yang segera diantisipasi oleh Dinas Sosial Pemprov Jabar. /Pexels Pexels

PIKIRAN RAKYAT - Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat mencatat jumlah wanita rawan sosial ekonomi (WRSE) di Jabar selama masa pandemi mengalami peningkatan.

Salah satu upaya penanganannya, Dinsos melakukan inovasi dengan memperluas layanan Panti Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial (PRSTS) di Kabupaten Cirebon menjadi Griya Wanita Mandiri.

Adapun jumlah kasus WRSE selama 2019-2020 sebanyak 364.722 kasus. Pada masa pandemi Covid-19  jumlah itu meningkat hingga lebih dari 7 persen seiring dengan meningkatnya angka kemiskinan di Jabar.

Selain itu, ditambah kasus perceraian selama pandemi tercatat sebanyak 69.043 kasus.

Baca Juga: Nasib Pernikahan di Ujung Tanduk, Kalina Ocktaranny Sebut Vicky Prasetyo Menyesal Telah Menikahinya

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Sosial Jabar Dodo Suhendar dalam Webinar yang di selenggarakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat yang bertemakan tentang 'Jabar Responsi Wanita Rawan Sosial Ekonomi', Kamis 27 Mei 2021.

"Pengembangan klien di 'Graha Wanita Mandiri' diharapkan menjadi tempat pembinaan dan pemberdayaan sosial WRSE," kata dia.

Menurut dia, sebelumnya ada PRSTS yang kliennya merupakan wanita tuna susila (WTS), sementara Griya Wanita Mandiri klien atau penerima layanannya ialah WTS dan WRSE.

"Stigma terhadap PRSTS. Perlu perubahan nama UPTD PSRTS menjadi Griya Wanita Mandiri sebagai wadah yang menangani dan memberikan rehabilitasi sosial bagi WRSE," kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat