kievskiy.org

Jerit Pengusaha Konveksi di Majalengka, Omset Turun 60 Persen Selama Pandemi Covid-19

Seorang pekerja tengah menyelesaikan bordiran pakaian pesanan konsumen di Pabrik di Jl Lingkar Utara, Majalengka, Minggu 13 Juni 2021.
Seorang pekerja tengah menyelesaikan bordiran pakaian pesanan konsumen di Pabrik di Jl Lingkar Utara, Majalengka, Minggu 13 Juni 2021. /Pikiran Rakyat/Tati

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah pengusaha konveksi di Kabupaten Majalengka alami penurunan produksi sebesar 25 hingga 60 persen dibanding sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Akibatnya pekerjapun banyak yang terpaksa dihentikan sementara karena minimnya pesanan dari para pelanggan yang berada di luar ataupun dalam kota.

Salah seorang pengusaha konveksi asal Cikijing, Kurniawan, yang kini memproduksi di komplek konveksi di Jl Lingkar Utara, Majalengka, bersama sejumlah pengusaha lainnya mengatakan, banyak langganan usahanya yang menghentikan kerjasama karena usahanya lesu gara-gara Covid-19.

“Ke Bandung yang biasa mengirim barang seminggu sekali setiap hari Senin sebanyak 40-50 lusin celana, sejak Covid-19 berhenti total. Pengiriman ke Jakarta juga turun lebih dari setengahnya dari biasanya,” ungkap Kurniawan yang sudah menjalankan usahanya sejak Tahun 1999 dengan belasan karyawan.

Baca Juga: Bandara Kertajati Masih Jadi Tempat Wisata di Majalengka Favorit, Warga Rela Sewa Odong-odong

Karena sepinya penjualan pekerja pun banyak yang berhenti. Dari 12 tukang jahit kini tinggal beberapa orang saja, malah lebih dari setengannya terpaksa berhenti karena pendapatan tidak sesuai lagi dengan biaya produksi.

Untuk mensiasati agar usahanya bisa tetap berjalan, diapun kini menjual eceran pakaian hasil produksinya de pasar tradisional atau menerima pembeli eceran yang datang langsung ke tempat usahanya. Karena mengandalkan kerjasama dengan para pengusaha yang sudah lama dijalinnya, maka usahanya akan terus turun.

“Sekarang pengiriman ke luar kota terus dijalin walaupun jumlahnya turun drastis, jual eceranpun dilakukan untuk mengganti upah kerja dan operasional lainnya,” ungkap Kurniawan yang sudah tiga tahun menempati sentral konveksi yang dipasilitasi Kementrian Perindustrian.

Meski demikian dia tetap berproduksi untuk membiayai anak-anaknya sekolah yang kini sudah di SMK, SMP dan SD.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat