kievskiy.org

6 Pasien Corona Meninggal Setiap Harinya, Majalengka Makin Darurat Covid-19

Alun-alun Majalengka tetap ramai walaupun kasus corona melonjak tajam, pasien corona meninggal 6 orang setiap harinya.
Alun-alun Majalengka tetap ramai walaupun kasus corona melonjak tajam, pasien corona meninggal 6 orang setiap harinya. /Kabar Cirebon/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Ruang rawat inap pasien corona di RS Cideres naik tajam mencapai 44 dari 51 tempat tidur yang tersedia, ruang ICU pun demikian dari jumlah 3 tempat tidur yang tersedia dua diantaranya terisi pasien.

Sementara angka meninggal akibat Covid-19 dalam sehari mencapai 6 kasus dan penambahan kasus corona sebanyak 15 orang.

Menurut keterangan Direktur RS Cideres dr Asep Suandi MEpid, sebelumnya jumlah keterisian tempat tidur untuk kasus corona hanya terisi sebanyak 20 pasien hingga 30 pasien saja, atau sekitar setengahnya dari kapasitas tempat tidur yang tersedia.

Kondisi ini akibat banyaknya jumlah pasien corona yang datang ke Rumah Sakit dengan kondisi penderita yang terkadang sudah cukup parah.

Baca Juga: UPDATE Kasus Virus Corona Indonesia per Senin 14 Juni 2021, Naik Jadi 1.919.547 Orang

Banyak pasien corona yang mengalami keterlambatan di bawa ke Rumah Sakit oleh keluarganya diperparah dengan usia yang sudah tua. Ini memicu tingkat kematian yang cukup tinggi pula di Majalengka.

“Tingginya angka kematian yang terjadi belakangan ini karena datang ke Rumah Sakit sudah dalam kondisi sakit berat ditambah faktor usia dan adanya komorbid. Di tubuh pasien telah memiliki penyakit seperti halnya hipertensi, kencing manis ata penyakit lainnya ditambah Covid sehingga kondisi tubuhnya semakin jelek dan pengobatannya pun menjadi lebih sulit,” ungkap Asep.

Naiknya kasus corona di Kabupaten Majalengka, menurut Asep, salah satunya karena tidak disiplinnya masyarakat, ditambah dampak dari mudik lebaran ditambah kemungkinan dampak pilkades serentak serta kerumunan-kerumunan lainnya.

“Coba lihat ketika jalan-jalan ke daerah seolah sudah tidak terjadi pandemi, mereka berkerumun tanpa masker, makan bersama, hajatan juga terus digelar, yang paham dengan Covid-19 pun ikut berdesakan, seolah terbawa arus emosi,” ungkap Asep.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat