kievskiy.org

Produksi Genteng Majalengka Turun 50 Persen

SEORANG buruh sedang menjemur genteng di sebuah pabrik genteng di Desa Sukaraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.*
SEORANG buruh sedang menjemur genteng di sebuah pabrik genteng di Desa Sukaraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.*

MAJALENGKA,(PRLM).- Sejumlah pengusaha genteng di Kabupaten Majalengka alami penurunan produksi dan pemasaran hingga mencapai 50 persen. Hal itu akibat curah hujan yang cukup tinggi serta kurangnya permintaan pasar Selain itu para pemgusaha genteng pun kesulitan pekerja karena buruh genteng yang biasanya bekerja di pabrik kini lebih memilih menjadi buruh panen di desanya terlebih harga beras belakangan ini cukup mahal mencapai Rp 11.500 per kg. Menurut keterangan Edy dan Mumu pemilik pabrik genteng, penurunan produksi genteng tersebut telah berlangsung sejak bulan Januari lalu begiru musim hujan cukup tinggi. Di bulan Januari para pekerja banyak yang menggarap lahan dan pekerja perempuan memilih untuk menanam padi (sunda:tandur) dengan harapan disaat panen mereka bisa ikut memanen sawah serta mendapatkan gabah dari hasil panennya. Para pekerja baru masuk kembali setelah selesai menggarap lahan. “Jadi penurunan produksi ini akibat dua hal, pertama karena curah hujuan yang tinggi sehingga sulit menjemur terkecuali bagi yang punya rak cukup banyak. Yang raknya terbatas produksi juga terbatas. Dan disaat musim penghujan pekerja memilih bekerja di sawah,” kata Edy. Pemilik pabrik lainnya Mumu mengatakan, para pekerja di pabriknya ketika musim menggarap sawah dan penen sulit diajak untuk masuk bekerja walaupun upahnya berupaya untuk dinaikan setara dengan upah mencangkul Rp 50.000 perhari, akibatnya produksi genteng dalam seminggu yang biasanya mencapai 82.000 kini hanya bisa diproduksi sebanyak 10.000 genteng saja setiap minggunya dengan jumlah pekerja 50 orang. Upah kerja di pabrik sendiri Rp 40.000 untuk pekerja laki-laki dan Rp 30.000 untuk pekerja perempuan terkecuali yang pekerja borongan bisa Rp 100.000 per hari tergantung banyaknya produksi “Kalau musim penghujan, pekerja pasti sedikit, cuaca panas juga terbatas, pagi cerah siang hujan, genteng yang biasanya bisa kering dalam waktu tiha atau empat hari saat musim penghujan bisa lebih dari seminggu. Makanya kami memproduksi genteng juga dibatasi,” ujar Mumu. Menurut mereka di awal tahun pemasaranpun selalu seret, kondisi tersebut hampir setiap tahun terjadi diduga akibat minimnya masyarakat yang membangun rumah atau proyek-proyek perumahan terhenti, serta proyek pembangunan gedung pemerintah belum banyak yang dikerjakan. Pemasaran genteng baru naik kembali dipertengahan tahun tahun setelah proyek-proyek pembangunan gedung di pemerintah mulai dikerjakan. Kepala Bidang Perindustrian di Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koprasi Kabupaten Majalengka, Asep Iwan Haryawan membenarkan kondisi tersebut. Sulitnya pekerja pabrik, di musim menggarap sawah dan musim panen menurutnya biasa terjadi setiap tahun dan sulit diatasi, walapun upah dibayar di muka. “Bisa saja upah dimuka diterima tapi tidak bekerja, setelah itu buruh pindah ke pabrik lain. Buruh pabrik genteng ini sulit untuk memiliki keterikatan kerja dengan majikannya. Karena mereka selalu berpindah-pindah tenpat kerja sesuai keinginannya,” ungkap Asep. Karena pekerja sedikit otomatis produksipun bakal menurun, terlebih bagi pabrik-pabrik yang lahan penjemurannya sempit dengan rak pengering yang terbatas pula. Namun demikian kondisi seperti ini akan seiumbang dengan tingkat pemasaran, terkecuali bagi pengusaha yang memiliki mitra kerja yang banyak dan memiliki wilayah pemasaran yang luas. Menurut Asep, lemahnya pasar genteng juga akibat bersaing dengan genteng beton dan alumunium yang kini banyak dipergunakan oleh perumahan-perumahan di wilayah perkotaan. Makanya pihaknya kini terus berupaya meyakinkan banyak pihak kalau genteng keramik lebih memiliki keunggulan dibanding jenis lain, diantaranya ketika atap bocor akibat genteng pecah, genteng keramil lebih mudah memperbaikinya, harganya murah, dan mudah didapat. Selain itu genteng keramik lebih nyaman disaat suhu udara panas sekalipun. Lain halnya dengan alumunium atau beton.(Tati Purnawati/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat