kievskiy.org

Bangunan Ruang Kelas SD Randegan Ambruk

SD Randegan Kulon 1, bagian atapnya ambruk akibat dimakan rayap. Tidak ada korban jiwa pada msuibah tersebut. Saat ini tiga kelas terpaksa numpang di gedung Madrasah Diniyah (MD).*
SD Randegan Kulon 1, bagian atapnya ambruk akibat dimakan rayap. Tidak ada korban jiwa pada msuibah tersebut. Saat ini tiga kelas terpaksa numpang di gedung Madrasah Diniyah (MD).*

MAJALENGKA,(PRLM).- Gedung Sekolah Dasar (SD) Randegan Kulon 1, Desa Randegan Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka yang baru diperbaiki pada pertengahan tahun 2011 ambruk secara tiba-tiba diduga akibat seluruh kayu bagunan keropos dimakan rayap. Tembok bagian atas yang dipergunakan untuk pijakan kayu sebagian ambrol sekitar setengah meteran, hingga tidak tampak ada kayu yang terpasang di bagian atas pasangan bata, karena semua atap bangunan roboh kedalam ruangan kelas. Tidak ada barang yang bisa diselamatkan dari dalam kelas, buku dan meja tulis serta bangku sekolah ikut hancur tertimpa atap bangunan. Menurut keterangan Kepala SD Randegan Kulon 1, Arsad Sudarso serta Penjaga Sekolah Asmui, ambruknya atap bangunan ruang kelas IV terjadi pada Minggu (18/10/2015) kemarin sekitar pukul 13.00 WIB. Tidak ada korban jiwa pada musibah tersebut karena semua murid sedang libur sekolah. “Tanda-tanda bakal ambruknya ruang kelas ini sudah terlihat cukup lama, nampak dari luar bagian atapnya bergelombang, terutama terjadi di bagian tengah,” papar Arsad. Kondisi serupa juga terjadi pada ruang kelas lainnya yang posisinya satu atap yaitu kelas V dan VI makanya untuk sementara semua murid kelas IV, V dan VI kini numpang di Sekolah Madrasah Diniyah, khawatir dua kelas lainnya yang satu deret juga ambruk tiba-tiba. Sebetulnya menurut Arsad dan Asmui, tiga ruang kelas yang dibangun pada tahun 1977 tersebut baru diperbaiki pada tahun 2011 oleh rekanan, namun perbaikan tidak dilakukan secara menyeluruh, hanya mengganti sebagian kayu atap bangunan yang bertul-betul keropos, menambal dinding tembok yang mengelupas serta mengecatnya. Padahal sebetulnya banyak kayu yang tampak dari bagian luar seolah kuat karena tertutup residu hitam, sementara pada bagian dalamnya keropos dimakan rayap. Hal itu tidak hanya terjadi pada atap bangunan namun juga pada kusen dan bingkai jendela serta pintu. Tak heran ketiba baru beberapa bulan direhap, rayap dari atap bangunan muncul keluar. Bingkai jendela juga rusak hingga akacanya pecah akibat terjatuh. Sejak itu beberapa jendela yang rusak terpaksa ditutup dengan palang bambu agar ruang sekolah tetap aman dari jangkauan orang tidak bertanggungjawab. Untuk sejumlah dinding tembok yang melepuh tetap dibiarkan karena harus dilakukan menyeluruh. “Rapuhnya dinding tembok dan atap bangunan ini sangat wajar karena gedung sekolah ini dibangun pada tahun 1977 ketika proyek sekolah inpres ada. Meskipun pernah beberapa kali direhab namun rehabnya dilakukan oleh rekanan sehingga nampak kurang maksimal, kayu yang keropos dan harusnya diganti ternyata tidak, dinding yang mengelupas harusnya dikupas hingga tersisa yang kuat juga hanya ditambal,” ujar Asmui. Arsad mengatakan, dengan ambruknya ruang kelas tersebut, kini untuk kelangsungan kegiatan belajar mengajar dibutuhkan empat ruang kelas. Itu untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) kelas III hingga kelas VI. Selama ini kegiatan KBM kelas III dilakukan di kelas satu selepas kelas I pulang sekolah karena tidak adanya ruang kelas. “Semula kami hanya membutuhkan satu ruang kelas, namun dengan ambruknya ruang kelas jadi dibutuhkan empat ruangan,” kata Arsad. Selain kebutuhan ruang kelas SD Randegan Kulon 1 yang jumlah muridnya mencapai 216 orang ini juga membutuhkan meja dan kursi yang sebagian diantaranya sudah rusak. Sementara jumlah guru mencukupi karena dibantu oleh 4 guru sukwan, karena jumlah guru PNS hanya sebanyak 4 orang sajanplus kepala sekolah dan guru olah raga. (Tati Purnawati/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat