kievskiy.org

Varietas Padi IPB3S Mulai Ditanam di Subang

VARIETAS padi IPB3S hasil penelitian IPB mulai ditanam di Kabupaten Subang. IPB bekerjasama dengan para alumninya yang ada di Kabupaten Subang membuat Demfarm varietas IPB3S di Kampung Kiara Payung Desa Kiarasari Kecamatan Compeng. Diharapkan kehadiran varietas itu bisa mendongkrak produksi padi di Kabupaten Subang.*
VARIETAS padi IPB3S hasil penelitian IPB mulai ditanam di Kabupaten Subang. IPB bekerjasama dengan para alumninya yang ada di Kabupaten Subang membuat Demfarm varietas IPB3S di Kampung Kiara Payung Desa Kiarasari Kecamatan Compeng. Diharapkan kehadiran varietas itu bisa mendongkrak produksi padi di Kabupaten Subang.*

SUBANG, (PRLM).- Varietas padi IPB3S yang disebut Menteri Pertanian bisa menghasilkan produksi hingga belasan ton, mulai ditanam di Kabupaten Subang. Penanaman varietas tersebut diprakarsai langsung oleh Institut Pertanian Bogor bekerja sama dengan Himpunan Alumni IPB Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Subang. Mereka mengawalinya dengan membuat Demfarm (lahan percobaan) di kampung Kiara Payung, Desa Kiarasari, Kecamatan Compreng Kabupaten Subang, Sabtu (31/10/2015). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat datang ke Subang beberapa waktu lalu sempat mengungkapkan IPB memiliki benih unggul padi, yaitu varietas IPB3S, produksinya lebih dari 13 ton. Ketika itu dia meminta IPB menyebarluaskan varietas IPB3S supaya bisa digunakan para petani, termasuk di Kabupaten Subang. "IPB punya varietas benih unggu. Ini merupakan bagian dari perbaikan kualitas, dalam rangka meningkatkan produksi padi nasional," katanya. Kasubdit Direktorat Riset dan Inovasi IPB, Dr. I Ketut Mudiyate Adyane mengatakan Demfarm merupakan percontohan. Tujuannya supaya hasil riset bisa diaplikasikan dan dimanfaatkan langsung oleh petani. “Apapun teknologi yang kita temukan, tujuan utamanya untuk kemajuan petani,” ujarnya. Sementara itu Dr. Wahyu, dosen pendamping Upaya Khusus Padi-Jagung-Kedele di Subang, Sabtu (31/10/2015) mengungkapkan varietas padi IPB3S merupakan varietas unggul yang dikembangkan para peneliti IPB. Pada uji coba penanaman di Karawang beberapa waktu lalu, varietas ini mampu mencatatkan rekor, produksinya mencapai 14 ton per hektare. "Saat ini produksi rata-rata varietas IPB3S di berbagai daerah baru sekitar tujuh ton per hektar. Sedangkan potensi produksi sebenarnya 10 ton per hektar. Namun di Karawang hasilnya bisa mencapai 14 ton per hektar, ini diluar potensinya," katanya. Dia mengungkapkan kini di Subang membuat Demfarm, ini menjadi tantangan, apakah nantinya bisa mencapai produksi seperti di Karawang, atau bahkan melampauinya. Wahyu mengungkapkan varietas IPB3S memiliki banyak keunggulan, di antaranya lebih efisien penggunaan air, sehingga bisa tumbuh baik meski tanamnya pada musim kemarau. Selain itu bobot bulir padinya lebih berat dibandingkan dengan varietas lainnya. Namun untuk mencapai produktivitas yang maksimal harus menerapkan teknik optimasi budidaya IPB Prima. "Misalnya, pengairan terputus atau tak terus menerus digenangi, ada perlakuan hormon perangsang diaplikasikan ke akarnya, sehingga tanaman dapat tumbuh bagus dan lebih tahan berbagai ganguan. Selain itu pemupukan seimbang / tak berlebihan, dan sesuai waktu," ujarnya. Selain itu ada pula pemupukan silikat, di antaranya mengembalikan jerami ke tanah pada masa sebelum tanam. Sekretaris Jenderal DPP HA IPB, Nelly Oswini mengatakan melalui Demfarm ini merupakan wujud nyata IPB untuk masyarakat. “Para petani silahkan memanfaatkan lokasi Demfarm buat belajar, mumpung ada dosennya, ada peneliti. Jadi petani bisa langsung bertanya maupun belajar, sehingga bisa lebih maju. Mudah-mudahan Subang bisa semakin berjaya sebagai lumbung padi nasional,” ungkapnya. Hal senada juga dikatakan Sekjen HA IPB DPC Kabupaten Subang, Ferdi Faturohman. Dia berharap varietas unggul IPB ini ke depannya bisa digunakan petani Subang, sehingga kejayaan Subang sebagai lumbung padi bisa terus dipertahankan. Ferdi juga mengungkapkan pelaksanaan Denfarm ini merupakan wujud nyata alumni IPB terjun langsung untuk kemajuan pertanian Subang. “Ada anekdot alumni IPB tak bisa bertani, ini membuat kami tergugah untuk menepis hal itu. Di sini kami membuktikannya, kami bertani langsung, bisa beternak dan sebagainya. Saya harap lokasi ini menjadi tempat bersama meningkatkan ilmu pertanian kita,” tuturnya.(Yusuf Adji/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat