kievskiy.org

Perajin Keranjang Parsel Rotan Sepi Order

SEORANG pekerja anyaman rotan di Desa Balagedog, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka membuat anyaman rotan untuk ekspor, Senin, 13 Juni 2016. Pesanan rotan untuk parsel lebaran kini sepi.*
SEORANG pekerja anyaman rotan di Desa Balagedog, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka membuat anyaman rotan untuk ekspor, Senin, 13 Juni 2016. Pesanan rotan untuk parsel lebaran kini sepi.*

MAJALENGKA,(PR).- Sejumlah perajin anyaman rotan untuk keranjang parsel lebaran di Desa Balagedog dan Leuwilaja, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka yang menjadi sentra anyaman rotan sudah tiga tahun belakangan sepi pesanan. Akibat sepinya pesanan, kini banyak perajin yang beralih ke anyaman barang jenis lain untuk eskpor ke luar negeri yang dianggap tidak memiliki resiko kerugian. Tidak lagi membuat anyaman kemasan parsel, mereka membuat produk lain, seperti tudung saji, piring rotan, dan lainnya. Sepinya pesanan keranjang parsel sejak adanya iimbauan pejabat tidak boleh menerima parsel. Setelah larangan tersebut terjadi pesanan barang benar-benar berkurang. “Dulu biasanya begitu menjelang puasa atau natal pesanan keranjang untuk parsel mulai meningkat, tiga tahun belakangan ini sangat sepi, kalaupun ada jumlahnya sedikit,” ungkap Udin, salah seorang perajin rotan. Dalam seminggu menurut Udin, jumlah pesanan paling hanya 200 buah, pesanan tersebut berasal dari sejumlah pedagang anyaman rotan di Cirebon serta penyedia parsel lebaran. Karena sepinya pesanan pengiriman barang ke Cirebon pun terkadang dilakukan seminggu sekali atau terkadang diambil oleh pemesan guna menghindari kerugian dari ongkos angkutan. “Sekarang ini selain sepi pesanan, harga rotan terus naik sementara harga jual tetap murah akibatnya rugi,” kata Udin. Hal yang sama diungkapkan Didi, perajin lainnya. Dia mengaku, beberapa tahun lalu menjelang puasa atau saat bulan puasa bisa mepekerjakan hingga 5 orang karena tingginya pesanan, saat ini hanya memiliki dua pekerja saja. Menurut Didi, pembuatan anyaman keranjang dan sejumlah barang untuk kebutuhan dalam negeri belakangan sangat sepi. Hal ini akibat mulai berkurangnya pengguna keranjang untuk parsel. Pesanan yang cukup banyak untuk anyaman berbahan rotan jenis fitrit, kebanyakan barang jenis piring rotan untuk acara hajatan. Pesanannya datang dari berbagai daerah seperti Tasikmalaya, Indramayu, Cirebon, Kuningan dan sejumlah daerah lainnya. Akibat sepinya pesanan barang, kini ada sejumlah perajin toran yang beralih ke anyaman untuk pengiriman ke luar negeri seperti yang dilakukan pasangan suami istri Jaya dan Iti. Mereja belasan tahun menjalani profesi pembuat anyaman rotan jenis barang seperti keranjang parsel, tingkap, lampu tidur serta sejumlah barang lainnya, kini sudah dua tahun terakhir beralih ke barang lain. Padahal dulunya dia penyuplai barang ke sejumlah tempat sentra penjual anyaman seperti Rajapolah, Bandung dan Cirebon. “Behentinya membuat parsel karena sepi pesanan, kalaupun ada pesanan harga tetap murah padahal upah kerja dan harga rotan naik, kini jenis fitrit seudah mencapai Rp 22.000 per kg,” kata Iti. Makanya menurut Iti dan Jaya kini mereka beralih ke keranjang untuk bahan ekspor yang dianggap tidak memiliki resiko kerugian, karena barang dibuat sesuai pesanan dari eksportir baik bentuk ataupun jumlahnya. Rotanpun dikirim sesuai kebutuhan tanpa harus membeli terlebih dulu, sedangkan perajin hanya mengerjakan pembuatan barang sesuai target waktu yang dipesan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat