/photo/2020/09/16/3162697492.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 mulai melandai, tapi penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai meningkat. Bahkan dampaknya sudah menimbulkan kematian.
Sejak Januari hingga Agustus, ada 4 orang warga yang meninggal dunia. Satu orang warga Kelurahan Situ, Sumedang Utara yang terjadi Mei lalu. Ditambah Agustus kemarin, ada 3 orang warga Jatinangor. Ketiga warga itu, berasal dari Desa Hegarmanah, Cipacing dan Cikeruh.
"Mengingat kasusnya terbilang masih baru, sehingga kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi terkait penularannya," ujar Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kab. Sumedang, Reny Kurniawati Anton pada Konferensi Pers di ruang Briefing Dinkes, Jumat 17 September 2021.
Menurut dia, adapun jumlah penderita DBD tahun ini sampai Agustus kemarin, mencapai 331 orang. Kasus sebanyak itu, antara lain yang ditangani Puskesmas Situ, Kec. Sumedang Utara 58 orang, Puskesmas Sumedang Selatan 38 orang dan Puskesmas Cimalaka 29 orang.
"Sebetulnya, kasus DBD tertinggi sejak 2017 sampai sekarang ini, terjadi tahun kemarin. Jumlah penderitanya sampai 707 orang. Terendah 2017 lalu, 184 orang," tutur Reny.
Tingginya kasus DBD tahun kemarin, lanjut dia, salah satunya karena sistem pelaporannya optimal. Sekecil apapun gejala DBD, secepatnya dilaporkan. Hanya saja, tingginya kasus DBD tahun kemarin, nyaris tak terdengar dan terekspose. Sebab, situasi dan kondisi semuanya terfokus pada Covid-19.
"Diyakini, semua puskesmas pasti ada penderita DBD, hanya jumlahnya masih sedikit, " tuturnya.
Baca Juga: BARU! Kode Redeem FF 18 September 2021, Tukar dan Dapatkan Berbagai Bundle Gratis dari Free Fire
Dikatakan, tingginya kasus DBD saat ini, dipengaruhi dua faktor yakni faktor alam dan manusia. Faktor alam, seperti iklim tropis, perubahan cuaca dan perubahan serotipe virus.