kievskiy.org

Warga Malas Bergerak, Tata Ruang Depok jadi Sorotan

SEJUMLAH siswa bermain bola basket di lapangan Taman Merdeka, Sukmajaya, Kota Depok, Kamis 20 Oktober 2016. Kebijakan tata ruang Pemerintah Kota Depok ‎disorot karena membuat warga malas bergerak dan rentan terkena penyakit.*
SEJUMLAH siswa bermain bola basket di lapangan Taman Merdeka, Sukmajaya, Kota Depok, Kamis 20 Oktober 2016. Kebijakan tata ruang Pemerintah Kota Depok ‎disorot karena membuat warga malas bergerak dan rentan terkena penyakit.*

DEPOK, (PR).- Penyebaran penyakit karena gaya hidup yang tak sehat semakin tinggi di Kota Depok. Kebijakan tata ruang Pemerinta Kota Depok pun disorot karena membuat warganya malas bergerak. Beberapa penyakit tersebut adalah hipertensi, diabetes, dan kelebihan kolesterol. Dari data terakhir, pengidap diabetes di Depok mencapai 20 persen adri jumlah penduduk sedangkan hipertensi 53 persen. Wakil Dekan II Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Abdul Mun'im meminta Pemkot Depok mengatur kembali kebijakan tata ruangnya. Soalnya, penyakit-penyakit tersebut timbul karena warga malas menggerakkan tubuhnya serta pola makan yang tak sehat. Pemerintah semestinya memperbanyak ruang publik seperti taman atau sarana olahraga bagi warga. "Supaya anak jangan cuma di kamar dan supaya banyak bergerak," kata Mun'im dalam seminar kesehatan di Hotel The Margo, Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Kamis 20 Oktober 2016. Warga pun bisa memanfaatkan taman untuk berjalan kaki. Tak hanya itu, Pemkot Depok dituntut menyediakan fasilitas trotoar atau pedestrian yang ramah bagi warga. Dengan demikian, warga terbiasa berjalan kaki saat beraktivitas. Berbagai penyakit muncul karena tubuh yang jarang bergerak. Mun'im tak habis pikir dengan kebiasaan warga yang lebih memilih menggunakan kendaraan saat beraktivitas. Padahal, tuturnya, jarak ke tempat tujuan seperti stasiun terbilang dekat. Dia menambahkan, pemerintah juga mesti berperan dalam pengawasan makanan. Pasalnya, masih ada warga yang gandrung makanan instan. Penyediaan serta sosialisasi makanan yang segar dan bergizi merupakan keniscayaan. Selain itu, berbagai makanan yang tak bergizi dengan kandungan lemak serta gula yang tinggi mesti disampaikan kepada masyarakat. "Misalnya ditaruh di restoran, (pengumuman) lemaknya berapa (banyak), gulanya berapa (banyak)," ujar Mun'im.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat