SUMEDANG, (PR).- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumedang, menolak kebijakan baru pemerintah untuk mengangkat Dokter Layanan Primer (DLP) atau dokter umum spesialis. DLP tersebut akan ditugaskan di tempat fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama pada layanan BPJS Kesehatan, seperti puskesmas dan klinik. Penolakan itu, karena pengangkatan DLP dinilai tidak akan efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan. Bahkan proses pengangkatannya terlalu lama. Prosedur pengangkatan DLP, yakni dokter umum harus meneruskan sekolahnya 3 tahun hingga mendapat gelar dokter umum spesialis. “Kebijakan pemerintah mengangkat DLP ini, terkesan mengada-ngada. Sebab, kebijakan itu dikeluarkan ketika IDI meminta pemerintah menaikan pendapatan kapitasi dokter yang melayani para pasien BPJS Kesehatan. Pemerintah akan menaikan pendapatan kapitasi dokter BPJS Kesehatan, asalkan sudah menjadi DLP,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumedang, Hilman Taufik WS di ruang kerjanya di RSUD Sumedang, Senin, 24 Oktober 2016. Ia yang juga Direktur RSUD Sumedang, mengatakan hal itu dalam ekspose “Hari Bakti Dokter Indonesia ke-108 tahun 2016” bertema “Reformasi Kebijakan Kesehatan yang Pro Rakyat”. Menurut dia, tidak efektifnya pengangkatan DLP, karena cukup banyak dokter umum di faskes pertama yang kompeten dan profesional dalam melayani pasien BPJS. Tanpa DLP pun, para dokter umum itu bisa melayani para pasien dengan baik. Kebijakan itu pun dinilai tidak efisien. Sebab, untuk menjadi DLP, dokter umum mesti sekolah lagi 3 tahun hingga menjadi dokter umum spesialis. “Jadi, proses menjadi DLP terlalu lama sehingga tidak efisien,” ujarnya Hilman Terlebih lagi, kata dia, hasil evaluasi IDI Kab. Sumedang, karut marutnya pelayanan BPJS Kesehatan di Kabupaten Sumedang, bukan karena buruknya kinerja dan tindakan dokter. Akan tetapi, akibat keterbatasan sarana dan peralatan medis. Permasalahan tersebut menjadi tanggungjawab pemerintah. Imbas terbatasnya obat-obatan dan peralatan medis di puskesmas atau klinik, sehingga terpaksa dokter merujuk pasiennya ke rumah sakit. Akibatnya, pasien di rumah sakit membludak tapi di puskesmas sedikit. “Kondisi ini tidak sesuai harapan BPJS Kesehatan. Akan tetapi, permasalahan tersebut bukan karena dokternya, melainkan terbatasnya sarana dan alat medis yang justru menjadi tanggungjawab pemerintah,” katanya. Hilman menduga, munculnya kebijakan baru pengangkatan DLP itu, terkesan akal-akalan pemerintah untuk menghindari desakan IDI supaya pendapatan kapitasi dokter yang melayani pasien BPJS Kesehatan dinaikan. Apalagi sejak BPJS Kesehatan diterapkan di Kabupaten Sumedang tahun 2014 lalu, keinginan menaikan pendapatan kapitasi dokter hingga kini belum terealisasi. “Untuk menghindari keinginan kami, pemerintah sengaja membuat persyaratan. Pendapatan kapitasi dokter bisa dinaikan, asalkan dokter umumnya harus sudah DLP,” ujarnya.***
IDI Sumedang Tolak Dokter Layanan Primer
![KETUA Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumedang, Hilman Taufik WS (kiri) sedang menjelaskan penolakan kebijakan baru pemerintah untuk mengangkat Dokter Layanan Primer (DLP) atau dokter umum spesialis dalam melayani pasien BPJS Kesehatan di RSUD Sumedang, Senin, 24 Oktober 2016.*](https://assets.pikiran-rakyat.com/www/2019/desktop/images/blank1x1.png)
KETUA Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumedang, Hilman Taufik WS (kiri) sedang menjelaskan penolakan kebijakan baru pemerintah untuk mengangkat Dokter Layanan Primer (DLP) atau dokter umum spesialis dalam melayani pasien BPJS Kesehatan di RSUD Sumedang, Senin, 24 Oktober 2016.*
Terkini Lainnya
Tags
IDI
sumedang
Jabar
dokter
Dokter Layanan Primer
DLP
bpjs
Artikel Pilihan
Terkini
Berkas Kasus Vina Cirebon Telah Diterima Kejati Jabar, Akan Diteliti Jaksa Selama 14 Hari
Cara Lihat Hasil Keseluruhan PPDB Jabar 2024 dan Milik Sendiri Lewat Sapawarga
Bupati Jeje Usulkan Dua Nama Ini di Pilkada Pangandaran 2024, Siapa Saja?
Peserta Didik Diterima PPDB Tahap 1 tapi Tidak Daftar Ulang, Apa yang akan Terjadi?
Daftar Ulang PPDB Jabar 2024 Dimulai Hari Ini, Bisa Datang ke Sekolah Tujuan jika Ada Kendala Teknis
Polling Pikiran Rakyat
Terpopuler
Profil Gus Zizan: Tokoh Muda NU yang Inspiratif, Kini Terkena Skandal
Pegi alias Egi Buronan Kasus Vina Cirebon Ditangkap di Bandung, Buronan Lain Akan Ditembak jika Tak Menyerah
Ini Tampang Diduga Pegi Setiawan Alias Perong Alias Egi di Kasus Vina Cirebon
Kronologi Penangkapan Pegi Setiawan Alias Egi, Otak Utama Penghilangan Nyawa Vina Cirebon
Cara Beli dan Harga Tiket Persib Bandung vs Madura United Leg 1 Final Championship Series BRI Liga 1
Nyawa Wanita di Lembang Bandung Barat Dihilangkan Pria Bertopeng, Sempat Teriak Minta Tolong
Kapan Tiket Final Persib vs Madura United Dibuka? Kick Off 26 Maret 2024 di Stadion Si Jalak Harupat
Pegi Alias Perong di Kasus Vina Cirebon Ditangkap Polisi Setelah 8 Tahun Jadi Buronan
Detik-Detik Singapore Airlines Turbulensi Ekstrem, Penumpang dan Barang Jungkir Balik di Pesawat
Pegi Setiawan Alias Perong Tidak Melawan Saat Ditangkap, Sempat Jadi Buronan Kasus Vina Cirebon
Kabar Daerah
Jadwal SIM Keliling Bandung Hari Ini Selasa, 9 Juli 2024 Ada di Dua Lokasi
Jadwal SIM Keliling Sumedang Hari Ini Selasa, 9 Juli 2024 Ada Di Satu Lokasi
Jadwal SIM Keliling Cianjur Hari Ini Selasa, 9 Juli 2024 Ada Di Satu Lokasi
Tidak Ada Korban Jiwa..! Truk Bermuatan Tebu Terbalik di Kota Malang
Telusur kuliner khas Bulukumba: Resep asli barobbo yang paling enak
Pikiran Rakyat Media Network
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022